Selama tiga hari itu di antara mereka, Damian merasa masa kanak-kanak mereka kembali. Memori itu mengingatkan apa yang baik dan bahagia di dunia. Nyatanya, mereka bisa bersama sampai sekarang. Ketika Marta menceritakan perselingkuhan Toni, perasaan itu sontak menyambar Damian seolah kenyataan itu juga menurun kepadanya.
Damian ingin menyapu rasa kasihan itu dan menemani Marta selepas ia bekerja. Tetapi itu berlangsung secara tersembunyi dan rapat, Damian tidak pernah memberi tahu kepada Ranti. Bagaimanapun penjelasannya, Damian tahu bahwa Ranti tidak menyetujui rencana apapun yang membuka peluang Damian berhubungan dekat kepada perempuan manapun.
Pertunangan mereka terselenggara dalam tiga bulan mendatang, meskipun sangat tergesa-gesa dari masa berpacaran yang baru berjalan satu tahun.
Marta mengangkat kedua kakinya, lembar rok yang dikenakannya ikut menanjak dan memperlihatkan lekuk kakinya melalui balutan stocking hitam. Ia beranjak dari bangku itu diikuti Damian yang berdiri di sampingya.
Gerimis tipis telah turun sampai memberikan dorongan yang menggetarkan tubuh menjadi kedinginan.
Marta meminta Damian untuk memeluknya, cahaya lampu menunjukkan jalan keluar dari sana, memperlihatkan garis-garis gerimis yang turun. Damian melepaskan jaket hitam dari badan dan meletakkannya ke punggung Marta.
Hanya langkah mereka berdua dalam taman itu, pantulan suara hak tinggi Marta terdengar sampai ke ujung taman.
Ketika mereka hampir tiba di turunan tangga keluar, tiba-tiba sorotan lampu menerobos dari tempat yang gelap disambut matinya desing mesin mobil. Damian membelokkan pandangannya ke sebelah barat, tepat dari sumber cahaya dan suara itu.
Wajahnya mendadak kusuk dan berhenti seraya mengenali orang yang tegak menghampiri keduanya.
"Ranti." Damian memanggil dan segera berlari menghampirinya.
Belum sampai pada langkah terdekatnya, Damian menerima pukulan keras menghantam pipi kanan dari tas tangan yang dicampakkan Ranti.