Itu terjawab dari data BPS , dimana angka kemiskinan di Provinsi Sulteng periode Maret 2024 sebesar 11,77 persen atau 379,76 ribu orang. Terjadi penurunan dari tahun 2023 yakni sebesar 12,41 persen atau 395,66 ribu orang.
Memang penurunan angka kemiskinan tidak signifikan, hanya sebesar 0,6 persen atau 15,9 ribu orang. Namun setidaknya kinerja pembangunan ekonomi Sulteng tidak hanya bermuara pada pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja. Tapi juga meretas angka kemiskinan.
Beberapa hari lagi kita akan menutup tahun 2024. Jika secara faktual ternyata ada kontraksi ekonomi yang dihadapi masyarakat Sulteng di tahun 2024, itu realitas yang tak bisa dielakkan. Seperti hilangnya pekerjaan, berkurangnya pendapatan, dan kesulitan ekonomi.
Bahwa data pertumbuhan ekonomi secara angka-angka statistik, belum tentu seiring dengan kondisi faktual di lapangan. Biarlah ini menjadi tantangan bagi para stakeholder, terrmasuk masyarakat Sulteng. Untuk memperkuat ketahanan ekonomi di tahun yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H