Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sumpah, Tatyana Romanov Bukan Maling!

9 Maret 2021   11:03 Diperbarui: 9 Maret 2021   11:36 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen Sumpah, Tatyana Romanov Bukan Maling! (Photo by Effendy Wongso/Dok. Pribady)

Saya bingung. Tidak tahu harus berbuat apa untuk mengurungkan niat gadis itu meninggalkan Makassar. Tapi, sepenuhnya saya sadari kalau gadis blaster itu punya problematik kejiwaan yang sangat kronis.

Kadang-kadang saya tidak habis pikir, bagaimana seorang gadis kaya dapat melakukan hal yang sangat kontras dan ironis. Mencuri. Ngutil! Bah, tidak masuk akal! Padahal, apa sih yang kurang pada kebendaannya?! Dia punya segala-galanya. Uang sakunya, wow, jangan ditanya. Melebihi gaji sebulan pesuruh kantoran.

Namun ajaibnya, dia pengutil. Tentu saja perbuatannya itu bikin malu orang tuanya. Sudah kejadian empat kali ayahnya dipanggil ke kantor swalayan yang barangnya kecolongan itu.

Dan....

"Win...."

Saya tergeragap. Rupanya saya melamun tanpa menyadari kalau saat ini dr Andi Riani Rustam tengah berhadapan dengan saya.

"Melamunkan siapa, sih?" Kakak perempuan Andi Riana Rustam, teman sekelas saya, itu menggoda.

"Ti-tidak, Kak. Saya tidak melamunkan siapa-siapa, kok," elak saya berdusta. Saya panggil dia 'Kak'. Bukan 'Dok'. Kami sudah akrab layaknya kakak-adik. Makanya saya ceritakan semua perihal Tatyana Romanov kepadanya.

"Si Tatyana bagaimana?"

Mata saya membola. Menyambut antusias pertanyaannya. Ini tujuan saya ke rumah Riana. Saya pernah menceritakan perihal Tatyana kepada Kak Riani. Saya pernah menceritakan perihal Tatyana kepadanya. Tentang problematik kejiwaannya yang sangat ganjil di pengertian saya.

"Dia bersikeras ingin kembali ke Praha, Kak," ujar saya pelan. "Katanya, dia sudah tidak dianggap di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun