Aku lunglai. Duduk tepekur di sofa apartemen Helen, adik kandungku. Ada bayang Mauren dengan rupa satire dalam benakku. Udara Leiden yang dingin seperti melilit paru-paruku sehingga tidak dapat bernapas. Ini ironi.
Aku gamang! Â Â Â Â
       Â
       Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!