Mohon tunggu...
Efatha F Borromeu Duarte
Efatha F Borromeu Duarte Mohon Tunggu... Dosen - @Malleumiustitiaeinsitute

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Indonesia 2045, Apakah Kita Masih Numpang Revolusi Teknologi?

16 September 2024   09:39 Diperbarui: 19 September 2024   07:42 2992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Taiwan, Belanda melalui ASML adalah satu-satunya produsen mesin litografi EUV yang sangat penting untuk memproduksi semikonduktor generasi terbaru. ASML memainkan peran vital dalam melindungi posisi dominan Barat dalam teknologi semikonduktor.

Pembatasan AS terhadap ekspor teknologi semikonduktor ke Tiongkok, yang melibatkan Samsung dan SK Hynix dari Korea Selatan, memperlihatkan betapa eratnya industri ini terhubung dengan dinamika geopolitik global. Korea Selatan sendiri memproduksi lebih dari 20% semikonduktor dunia, dan investasinya diperkirakan akan mencapai $450 miliar dalam dekade berikutnya.

Perlombaan Senjata Digital, Mengamati Kecerdasan Buatan dan Komputasi Kuantum

Jika kita melihat lebih dekat pada teknologi yang menjadi pusat dari pertarungan ini, dua hal yang menonjol: kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kuantum.

AI bukan lagi hanya alat bantu; ia menjadi senjata digital yang dapat memengaruhi medan perang militer dan ekonomi. Pada tahun 2023, AS memperkirakan bahwa sektor AI global akan mencapai nilai $1 triliun pada tahun 2030, dengan Tiongkok mengklaim hampir 30% dari pasar tersebut.

Teknologi AI semakin menjadi tulang punggung untuk segala hal, mulai dari pengawasan, otomasi militer, hingga keputusan strategis dalam geopolitik. 

Penggunaan AI militer berkembang pesat, dengan berbagai negara mengembangkan drone otonom dan sistem pertahanan berbasis AI untuk meningkatkan kemampuan tempur mereka.

Komputasi kuantum, di sisi lain, adalah teknologi disruptif yang dapat merusak seluruh sistem keamanan dunia maya saat ini.

Kemampuan komputasi kuantum untuk memecahkan enkripsi yang sangat kompleks dalam waktu singkat memberikan keunggulan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam perang siber dan intelijen. 

Sementara Google dan IBM memimpin dalam pengembangan teknologi kuantum di AS, Tiongkok tidak jauh di belakang.

Pada tahun 2021, laboratorium kuantum Tiongkok berhasil mencapai terobosan besar dalam komputasi kuantum, yang memperlihatkan bagaimana Beijing mempercepat perlombaan teknologi ini.

Pengeluaran Tiongkok dalam riset kuantum telah melebihi $10 miliar, jumlah yang jauh melampaui investasi negara-negara lain, termasuk AS.

Pandemi COVID-19 dan konflik geopolitik seperti invasi Rusia ke Ukraina telah mengungkapkan kerentanan rantai pasokan global, khususnya dalam industri semikonduktor. Pada tahun 2022, penundaan dan kekurangan komponen chip menyebabkan kerugian lebih dari $210 miliar dalam industri otomotif global. Hal ini semakin menggarisbawahi betapa pentingnya kendali atas teknologi semikonduktor dalam ekonomi modern.

Menanam Bayangan di Atas Awan, Apa yang Kita Kejar di Tahun 2045?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun