Mohon tunggu...
Eeduy Haw
Eeduy Haw Mohon Tunggu... -

seseorang yang tinggal di makassar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kehendak

28 Mei 2011   07:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Akhirnya, kematian-lah penaklukan paling akhir dan radikal atas ‘kehendak untuk hidup’. Impuls-impuls kehendak akan meredup bilamana kematian menjelang. Pada manusia, ketika sistem reproduksi tidak lagi berfungsi secara efektif (menopause), itu pertanda kematian tinggal menunggu waktu.

Kemenangan atas kehendak hanya bisa diperoleh melalui kematian. Tapi Schopenhauer sama sekali tidak menyarankan untuk bunuh diri, ”Destruksi yang disengaja pada eksistensi diri yang individual adalah tindakan sia-sia dan bodoh, karena kehidupan pada umumnya tidak dipengaruhi olehnya.”

Bunuh diri hanya mematikan kehendak individu. Tidak bagi kehendak manusia (dunia) secara umum. Dalam satu kematian yang disengaja, terdapat beribu-ribu kelahiran kehendak baru.

Manusia ‘jenius’ sangat rindu pada ‘kematian’. Sebab kematianlah kunci pembuka penjara ‘kehendak’. Beda dengan manusia 'monyet', baru membicarakan kematian, bulu kuduknya berdiri entah apa maksudnya.

Manusia ‘jenius’, menghadapi kematian dengan ketenangan sikap dan kemerdekaan. Bukan dengan tetesan ‘mubazir’ air mata.

* * *

Kampung Pettarani, Makassar di sekitar Oktober 2006.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun