Lain halnya di Amerika, kebijakan sumber daya manusia mengenai sebagian besar hak pekerja seperti upah dan tunjangan ditentukan oleh pengusaha atau oleh pengusaha dalam negosiasi dengan serikat pekerjanya. Hukum codetermination, termasuk undang-undang konstitusi pekerjaan sangat dominan dan menjadi acuan menentukan kebijakan sumber daya manusia di banyak perusahaan Jerman.
Tahun 1990-an negara-negara terpisah bekas komunitas eropa (EC) disatukan menjadi sebuah pasar bersama untuk barang, jasa, modal dan bahkan tenaga kerja yang disebut Uni Eropa (EU). Tarif untuk barang yang bergerak lintas perbatasan dari satu negara EU ke negara lainnya umumnya dihilangkan, dan pekerja kini merasa mudah bergerak bebas antar pekerjaan di negara-negara EU. Penetapan mata uang tunggal Euro telah makin mengabarkan sebagian besar hambatan tarif (tarif barrier) dalam perdagangan mereka.
Sebagai pengembangan langkah partisipatif condetermination yang terdapat di beberapa negara EU (Europan Union), hukum Uni Eropa saat ini meminta perusahaan multinasional untuk berkonsultasi dengan pekerja mengenai beberapa tindakan perusahaan seperti PHK massal dan arahan yang terbaru dari peraturan ketenagakerjaan di Uni Eropa mensyaratkan semua perusahaan yang memiliki karyawan 50 orang atau lebih harus menginformasikan dan mengkonsultasikan karyawan tentang tindakan yang berhubungan dengan karyawan.
Namun perbedaan antar negara Uni Eropa tetap ada, banyak negara memiliki upah minimum sementara yang lainnya tidak ada, dan jam kerja mingguan yang diizinkan juga beragam dari tidak ada jam maksimum di Inggris, hingga 48 jam per minggu di Yunani dan Italia.
B. Â Perbedaan dan Persamaan dalam Praktik Sumber Daya Manusia
Dikarenakan negara-negara mempunyai perbedaan budaya sistem hukum, politik, dan ekonomi, tidak mengherankan jika praktik-praktik sumber daya manusia juga cenderung berbeda dari suatu negara dengan negara lainnya. Pengusaha di seluruh dunia cenderung untuk menggunakan kriteria dan metode yang sama untuk menyeleksi karyawan. Seperti di Amerika pengusaha di seluruh dunia biasanya memberikan peringkat "wawancara personel", "kemampuan perorangan dalam melakukan persyaratan tehnik pekerja", dan "membuktikan pengalaman kerja dalam pekerjaan yang sama" dengan metode dan kriteria yang sama atau mirip dengan yang mereka gunakan.
Bagaimanapun perbedaan budaya memang telah memberikan dampak antar negara, di  Meksiko "memiliki koneksi yang benar" merupakan pertimbangan utama untuk dipekerjakan. Ujian karyawan (test masuk) adalah satu dari tiga praktik seleksi di Republik Rakyat Cina (RRC), Indonesia dan Korea, tapi tidak di Amerika Serikat. Kemampuan seseorang untuk bekerjasama dengan baik dengan karyawan lama adalah salah satu dari tiga kriteria seleksi karyawan di Jepang dan Taiwn, tapi tidak di negara-negara lain.
Penggunaan hasil-hasil penilaian kinerja oleh para pengusaha cenderung lebih bervariasi di beberapa negara yang berbeda. Misalnya para pengusaha Taiwn dan Amerika serta Kanada memeringkat untuk menentukan "pembayaran" (upah) sebagai salah satu dari tiga alasan utama menilai kinerja, sementara tujuan tersebut relatif tidak penting di Korea dan Meksiko. Para pengusaha di Amerika, Taiwn dan Australia menekankan penggunaan penilaian untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja karyawan, sementara Meksiko dan Republik Rakyat Cina (RRC) tujuan ini berada pada prioritas paling bawah. Tujuan utama dalam penilaian di Jepang dan Meksiko adalah untuk mengenali bawahan.
Program-program pelatihan dan pengembangan biasanya terdapat lebih banyak kesamaan dari pada perbedaan antar negara-negara, khususnya pengusaha di manapun memeringkat "untuk meningkatkan kemampuan tehnis" sebagai tujuan utama memberikan pelatihan pada para karyawan.
Meskipun alasan utama memberikan pelatihan cenderung sama tanpa memandang negara, jumlah pelatihan yang diberikan perusahaan memang berbeda secara substansial dari suatu negara ke negara lainnya. Sebagai ilustrasi, biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan per karyawan bervariasi dari yang terendah $ 241 per karyawan di Asia (di luar Jepang) sampai $ 359 di Jepang dan $ 724 di Amerika Serikat.
Sama halnya, total jam pelatihan per karyawan yang tersedia per tahun bervariasi dari total 26 jam di Asia sampai dengan lebih 49 jam per tahun di Eropa.