para niyogo kami membabar gendhing
srepeg mataram terasa mendayu
seperti menggambarkan suasana hati
kami yang resah.
“Aku kira kamu benar-benar tidak jadi
datang” sambutku membuka
percakapan.
“Tenang kawan suara gamelan ini yang
memaksaku datang lagipula di
pagelaran terakhir ini aku tidak ingin
mengecewakan penggemarku...”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!