Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Mati (14. Kota Dunia Tinggi)

30 Januari 2022   21:31 Diperbarui: 30 Januari 2022   21:37 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Apa permintaannya Tuan?". Rasanya aku tidak sabar mendengar apa yang akan dikatakannya. Iya kemudian memanggil Kemala yang sepertinya telah berada dibalik ruangan sebelah.

 "Kemala!" ia memanggil Kemala. Segera kemudian dari balik ruangan itu muncullah Kemala yang berjalan sangat percaya diri tetapi tetap anggun. Ia tampak tersenyum sumringah kepadaku. Tetapi dalam hatiku langsung muncul pertanyaan lagi kenapa Kemala dan Bukan Dewi?

 "Dewa, aku ingin kau bersedia dijodohkan dengan Kemala?" pertanyaan yang langsung menukik ke pokok permasalahan.Pertanyaan yang diulang sebelumnya dan membuatku bingung atas tawaran anehnya tersebut.

 "Kakakmu Amarilis Dewi sangat ingin kau dan Kemala menjadi pasangan?" sambung raja kembali.

 Kakakku Amarilis Dewi? aku berguman dalam hati dan hanya bisa menerawang jauh dalam fikiran yang tiada menentu.

 "Kakakmu Amarilis Dewi telah kami jodohkan secara resmi dengan Fithar, tinggal menunggu hari pernikhannya saja" Ini berita apalagi yang disampaikan oleh Raja Bestari fikirku dalam hati.

 " Sejak pertama berjumpa denganmu aku telah menentukan pilihan, kaulah yang akan menjadi pendamping hidupku" Kemala menerangkan dengan lugas dan kata-katanya sangat lancar mengalir diselingi dengan suaranya yang manja.

 "Bagaimana Amarilis Dewi?" pertanyaan yang juga langsung kutujukan kepada Kemala. Dia sepertinya langsung menangkap maksudku.

 "Amarilis Dewi memang ditugaskankan oleh ayahndaku Raja Bestari untuk menggiring engkau masuk ke istana kami," ungkap Kemala. Sambil kuperhatikan Raja disamping Kemala mengangguk-anggukkan kepala tanda menyetujui semua apa yang diutarakan Kemala. Semuanya telah dalam rencana kami tanpa ada halangan apapun.

 "Tetapi aku telah tertambat ke Amarilis Dewi" aku terpaksa jujur dengan apa yang kurasakan saat ini dan harus kukatakan setelah sekian lama kupendam. Biar mereka juga semua tahu apa yang telah terjadi selama ini antara aku dan Dewi. Sambil kutatap wajah Raja Bestari serta Kemala bergantian. Langsung saja wajah Raja terlihat merah padam dan kemudian berkata dengan setengah berteriak.

 "Sangat terlarang!!," sahut raja langsung. Nadanya terdengar meninggi dan lantang. Aku tersentak dengan emosi raja yang tiba-tiba meninggi. Aku masih tidak mengetahui dimana letak kesalahan kata-kataku sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun