Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Mati (14. Kota Dunia Tinggi)

30 Januari 2022   21:31 Diperbarui: 30 Januari 2022   21:37 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dewa telah memperlakukan, Amarilis Dewi dengan sangat baik!" Seketika mataku terbelalak memperhatikan Fithar yang masih berdiri didepanku yang berbicara dengan sangat tenang.

" Maksudnya?".

"Ya engkau telah memberikan pelayanan terbaik kepada kekasihku, Amarilis Dewi" ia kemudian memperjelas maksudnya kembali.

"Apa!?" keherananku kembali, setelah kejadian pertama saat makan malam di kapal  megah tadi malam. Bukankah Fithar tahu semua kejadian antara aku dan Dewi dipantai itu. Mungkinkah dia pemuda yang polos dan naif?

"Aku masih tidak mengerti maksudmu, Fithar," ungkapku dengan berusaha memperhatikan mimik muka Fithar kembali.

"Bagaimana dengan Kemala?" kulanjutkan pertanyaanku kepada Fithar yang seolah juga sedang bingung dengan keterkejutanku. Justru aku menjadi tidak habis fikir dengan orang-orang disekitarku saat ini.

"Tentu tidak harus kau fahami saat ini, Dewa. Lagipula agenda kita hari ini adalah berkeliling kota dimana kami berdiam saat ini." Aku mematung dan menjadi bertambah bingung atas apa yang terjadi sebelumnya dikapal dan pernyataan Fithar barusan. Aku tidak mau memperpanjang kegalauanku. Kemudian mengikuti perintahnya untuk berkeliling kota yang sebenarnya aku juga sangat penasaran dengan situasi persekitaranku saat ini. Meski banyak pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenakku yang masih belum terjawab tuntas.

Dengan mobil sejenis sedan model terkini, Fithar membawaku kesuatu tempat yang juga masih dirahasiakannya. Akupun membatasi diri untuk banyak bertanya yang justru menambah keruwetan fikiranku. Biarkanlah waktu nanti yang akan menjawab semua ini. Laju kendaraan kami sangat terkendali. Kecepatan paling hanya maksimum 60 km per jam. Dimana-mana jalanan terlihat sibuk tetapi semua tertib dan tidak terdengar bunyi klakson. 

Penduduk kota seperti mulai dengan aktifitasnya masing-masing. Ada yang tujuannya pergi bekerja atau sekolah yang terlihat dari seragam yang mereka pakai. Bangunan tertata rapi dikiri kanan jalan sesuai dengan peruntukan kawasan kota. 

Tampak indah dipandang mata. Rumah-rumah berjejer disepanjang kiri kanan jalan dimana terdapat taman-taman kecil didepan rumahnya masing-masing. Terlihat beberapa penduduk duduk bersantai sedang membaca koran, minum kopi atau teh, yang tampak jelas dari kaca transparan besar depan rumah mereka. Dari pelabuhan yang lokasinya agak keluar kota, kami berkendara menuju pusat kota. Sebelum sampai ke pusat kota kami mampir disebuah restoran yang tidak besar tetapi sepertinya cukup ramai dikunjungi orang-orang untuk sarapan dipagi yang cerah saat ini.

Lokasi restoran berada diujung batuan karang. Tampak pemandangan langsung menghadap laut biru. Angin laut berhembus kencang menjelang siang itu. Menu favorit diletakkan di depan pintu masuk, persis seperti papan-papan tulis kecil dengan tulisan artistik dari kapur tulis berwarna. Pelayan hilir mudik melayani pesanan pengunjung. Aku memesan minuman segar es laksamana mengamuk yaitu sejenis minuman es dingin dicampur irisan berbagai buah termasuk mangga, cendol, potongan kotak cincau dan agar-agar lembut dengan tambahan air santan kelapa. Sedang makanannya dipilihkan Fithar yaitu masakan melayu yang masih hangat seperti suguhan istimewa jamuan makan tadi malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun