Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Orang-orang di Perjamuan Tengah Malam

25 Januari 2022   06:48 Diperbarui: 25 Januari 2022   06:55 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Ditempat kejadian yang memilukan itu, hanya tertinggal jejak telapak kaki seperti telapak kucing raksasa sebesar genggaman jari tangan manusia. Tentu itu adalah harimau Sumatera yang terkenal buas dan ganas jika ia merasa rumah tempat tinggalnya terganggu. 

Kami semua langsung bergegas kembali ke pondok karena takut harimau tersebut kembali lagi. Mungkin juga akan muncul dengan sekawanana harimau lapar lainnya yang ingin memangsa apa saja yang ada didepannya.

Malam panjang yang membuat kami semua cemas sampai terang matahari pagi masuk di antara celah pondok yang beratap terpal itu. Jumat pagi itu kami putuskan hanya untuk mengemaskan barang-barang pribadi Pardi untuk dibawa saat nanti kembali ke kampung dan diserahkan kepada keluarganya.

 Ada kejadian yang memberikan pelajaran bagi semua. Terkait kehati-hatian dalam pemilihan lokasi pondok kerja. Kejadiannya pada waktu selepas makan malam. 

Terdengar hujan rintik menetes jatuh diatas terpal tenda kami. Beberapa teman lainnya tampak asyik mengobrol sambil menghisap rokok untuk menikmati awal malam. Sedang yang lain tampak tengah sibuk menajamkan alat kerjanya masing-masing seperti kampak, parang dan mata gergaji sinso. 

Sekitar 1 jam lewat setelah bunyi  tetes hujan pertama yang terdengar tidak begitu lebat, tiba tiba saja kami dikejutkan dengan bunyi gemuruh air yang datang dari hulu mengarah ke tenda kami yang berada di lembah terendah sebuah perbukitan.

 Tidak menunggu lama. Bunyi deru air semakin jelas terdengar dan segera saja menerjang langsung pondok kami. Semua panik. 

Aku segera menghampiri pondok Sakinah yang sepertinya telah tidur untuk persiapan bangun jam 11 malam nanti. Sedang yang lainnya semuanya sigap menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan terutama peralatan kerja masing-masing. 

Air pasang yang terjadi sangat cepat. Dalam hitungan kurang 5 menit air sudah setinggi lutut dan 10 menit berikutnya sepinggang. Beberapa teman bahkan memanjat kayu yang ada dikiri kanan pondok dan beberapa sisanya mencari tempat dataran yang lebih tinggi secepat mungkin. Banyak barang  hanyut dan hilang tak berbekas. Tetapi kami semua ikhlas.

Malam itu juga kami menyepakati pindah ke tempat yang lebih tinggi dan aman tanpa was-was lagi jika ada hujan turun.

 ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun