Mohon tunggu...
Effendi Sutanja
Effendi Sutanja Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya Effendi Sutanja, pensiunan, dengan hobby membaca, menulis, jogging, penyair

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(KC) Bertepuk Sebelah Tangan

2 Oktober 2015   07:52 Diperbarui: 2 Oktober 2015   07:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Karya : Effendi Sutanja No. 103

 

 

KETIKA aku duduk di bangku sekolah menengah, di kelasku ada seorang gadis yang

jelita dan berasal dari keluarga pengusaha angkutan di kotaku.

Aku yang berasal dari keluarga sopir angkot tentu tidak masuk dalam jajaran untuk

menjadi teman apalagi kekasih hati, tetapi pada dasarnya sifatku yang nekad dan

berani setiap berjumpa dengan dia aku selalu menggoda dan anehnya gayung ber-

sambut, dan dia "meladeni" ulahku dengan senyum manisnya yang membuat hatiku

berbunga-bunga, sehingga tiba waktunya aku mengirimkan sepucuk surat melalui

teman sebangkunya dengan harap-harap cemas.

 

Ketika suratku berbalas, tentu aku tambah "berbesar hati", dan demikianlah kami

saling berkirim surat setiap dua hari sekali dan lama kelamaan aku tidak menggu-

nakan jasa perantara lagi tetapi surat-surat aku kirimkan dalam buku pelajaran

dengan alasan minta tolong dicatatkan mata pelajaran yang tidak sempat aku sa-

lin.

 

Enam bulan berselang sejak suratku yang pertama berbalas aku memberanikan

diri hari Minggu mengajak dia berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor dan suratku

berbalas dengan catatan yang membuat hatiku berdegub kencang, darahku men

desir-desir, mengapa ? Ya dia membalas suratku dan persis di akhir suratnya dia

menulis dalam bahasa Inggris : "Will You Give Your Lips For Me?"

 

Tentu aku segera membalasnya, karena aku tidak boleh menyia-nyiakan kesem

patan "emas" ini dan menjawabnya dalam bahasa Indonesia (karena aku tidak

mahir berbahasa Inggris), begini balasan suratku : "Tentu aku bersedia membe

rikan bibirku untukmu nanti di Kebun Raya"

 

Balasanya membuat kepalaku pening dan lemaslah diriku, karena dia membalas

begini : "Aku hanya iseng menulis kalimat yang aku temui dalam bacaan, selama

ini aku menganggapmu sebagai sahabat dan tidak ada perasaan apa-apa, apalagi

untuk melangkah seperti itu, maafkan aku"

 

Aku seperti orang bodoh, kalah sebelum berperang, mengapa aku langsung me

nyambut tulisannya tanpa syak wasangka ? Padahal memang menuliskan kata

kata "Aku Cinta Padamu" dalam surat-suratku belum pernah kulakukan.

Mungkin ini pelajaran pertama untukku dalam masa puber remaja, bahwa seo-

rang perempuan susah ditebak hatinya, mulut berkata tidak tetapi dalam hati

siapa yang tahu ? Dan sejak saat itu aku tidak berani memandang wajahnya

yang cantik, karena ternyata aku hanya "bertepuk sebelah tangan" dan mak-

sud hati "memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai"

 

Saat ini dia menjadi istri seorang bankir yang juga teman sekelas kami tempo

"doeloe". Pernah aku berjumpa dengan gadis itu yang tengah mengendarai mo

bil keluaran terakhir dengan senyum dan sapa ala kadarnya.

Mungkin aku "minder" karena aku hanya seorang sopir angkot penerus usaha

orang tuaku. 

 

 

Ah, memang aku terlalu bersemangat, lupa diri dan merasa bodoh sebagai se

orang laki-laki dan sejak saat itu aku trauma dalam pergaulan, sehingga saat

aku bertemu dengan gadis yang menjadi istriku sekarang, sampai setahun hu-

bungan kami belum pernah aku berani mengungkapkan kata-kata cinta.

 

 

 

 

(Untuk membaca karya peserta lain, silakan menuju Akun Fiksiana Community

http://www.facebook.com/groups/175201439229892)

 

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun