Tiba-tiba, semua mata yang ada di Balai Desa, termasuk para pejabat dan dosen menjadi terheran-heran dengan baju putih yang dikenakan oleh Syaiful. Mengapa dia mengenakan baju putih yang penuh dengan noda cat berwarna-warni seperti lukisan abstrak.
Sontak meledaklah tawa para tamu undangan dan para mahasiswa lainnya di Balai Desa itu. Bahkan tawa mereka belum reda meskipun sudah berada di ruang jamuan makan siang. Mereka saling menduga-duga dan mengambil kesimpulan bersama.
Terrnyata hantu yang "dibunuh" Syaiful tadi malam saat ingin buang hajat di toilet belakang rumah tempatnya menginap adalah baju putihnya sendiri yang dijemur sejak dari siang hari dan dia lupa untuk mengambilnya.
Baju yang bergelantungan di hanger di tali jemuran dan ditiup angin malam serta terlihat melambai-lambai itu telah dianggap "hantu" oleh Syaiful.
"Owalah, makanya kaleng-kaleng cat kita di atas meja di halaman belakang luar rumah tumpah dan habis serta tercecer di mana-mana," celetuk Shendy pada beberapa sahabatnya sesama mahasiswa yang terlihat masih tertawa terpingkal-pingkal sambil antri mengambil makanan.
Selama KKN berlangsung bahkan sampai kembali ke kampus ITS di Surabaya. nama panggilan untuk Syaiful, The Ghosbusters, yaitu si pembunuh hantu tetaplah masih berlaku meskipun "hantu" yang dibunuh adalah bajunya sendiri.
Cerpen ditulis untuk Kompasiana.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H