Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Syaiful, The Ghostbuster dan Lukisan Abstrak Berjalan

12 Mei 2024   14:02 Diperbarui: 12 Mei 2024   14:07 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kelompok Mahasiswa ITS yang mengikuti kegiatan KKN. Sumber gambar dokpri.

Saat Syaiful memutuskan untk melanjutkan langkahnya, tiba-tiba di sudut kerling matanya, dia menangkap adanya gerakan yang berkelebat ke sana sini. Meskipun malam itu tidak ada cahaya rembulan, tapi matanya masih tajam.

"Haaa...nnn....t.ttuuuuuu!," jerit Syaiful lirih tertahan dan tangannya dengan gemetar menunjuk-nunjuk sosok bayangan putih yang tiba-tiba bergerak di depannya dalam jarak beberapa meter dengan lengan tangannya yang melambai-lambai ke arahnya.

Terpaku menatap sosok bayangan putih di depannya, sontak membuat Syaiful darah terkesiap dan dalam perasaan ketakutan, rasa sakit di perutnya menjadi hilang. Hantu putih itu seolah-olah telah membuat aliran darah di dalam tubuhnya berhenti.

Kakinya mendadak lumpuh dan kaku saat Syaiful ingin bergerak untuk masuk kembali ke dalam rumah. Wajahnya pucat pasi dan bibirnya bergetar. Lidahnya seperti diikat tali tidak bisa berteriak untuk memanggil dan meminta bantuan teman-temannya lainnya yang sedang tidur di dalam rumah.

Bulu kuduknya berdiri dan lehernya menjadi dingin. Sadar akan situasinya, tangan Syaiful segera menyambar barang apa saja di sekitarnya dan melemparkannya sekuat tenaga kepada bayangan hantu putih di depannya yang masih bergoyang meliak-liuk di depannya. Hantu putih itu akhirnya terbang menghilang entah kemana. 

Setelah itu, dia pun segera berlari masuk ke dalam rumah. "Hannntuuuu! Ada hanntuuu!," jerit Syaiful pada teman-temannya yang sedang tidur dan mengguncang-guncang tubuh Shendy untuk membangunkannya.

Beberapa mahasiswa lainnya, mau tidak mau, juga ikut terbangun karena suara gaduh Syaiful di tengah malam buta itu. Wajahnya masih terlihat pucat pasi dan badannya menggigil. Dia bercerita sambil terbata-bata bahwa dia sudah membunuh hantu di belakang rumah mereka menginap.

Shendy dan mahasiswa lainnya yang terbangun jadi merasa aneh dengan kelakuan Syaiful. Karena begitu  selesai bercerita, Syaiful segera masuk ke dalam selimutnya dengan ekspresi wajah yang ketakutan. Hal itu membuat mereka semua jadi tertawa dan kembali tidur serta mengabaikan cerita Syaiful yang dianggap mengada-ada.

Pagi harinya, Shendy dan beberapa mahasiswa lainnya yang baru bangun tidur jadi heran karena melihat Syaiful ternyata sudah bangun lebih pagi dan bahkan sudah berpakaian rapi. Dia tampak tampan dengan berpaduan baju putih, dasi hitam dan jas almamater kampus warna biru tua itu.

"Ah, mungkin Syaiful bangun pagi untuk buang hajat. Apalagi tadi malam bercerita aneh dan mengaku telah membunuh hantu putih di belakang rumah. Ada-ada saja nih Syaiful! Dasar cowok penakut begitu!," Shendy berkata pada beberapa mahasiswa lainnya yang antri di depan pintu kamar mandi yang terletak di halaman belakang rumah joglo ciri khas rumah di pedesaan.

Sambil menunggu gilirannya untuk masuk ke kamar mandi, Shendy mencoba mengamati lingkungan di halaman belakang rumah itu. Matanya melihat rimbunan pohon bambu dan sebatang pohon jati yang berdiri tegak dengan daunnya yang mulai mengering.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun