Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Syaiful, The Ghostbuster dan Lukisan Abstrak Berjalan

12 Mei 2024   14:02 Diperbarui: 12 Mei 2024   14:07 1914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kelompok Mahasiswa ITS yang mengikuti kegiatan KKN. Sumber gambar dokpri.

"Coba, mohon perhatian untuk mahasiswa yang berdiri di sebelah kanan, barisan kursi paling belakang! Mohon kerjasamanya untuk melepaskan jaket almamater kampus Anda terlebih dahulu! Letakkan di kursi dan segera bergabung dengan mahasiswa lainnya ke ruang jamuan!".

Suara keras dari Pak Anggara, dosen pembimbing KKN melalui microphone di ruang Balai Desa Karang Joho, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo menggema di ruangan tersebut.

Tentu saja, hal itu membuat semua para mahasiswa dan juga dosen lainnya serta tamu undangan dari pejabat Kabupaten ikut menoleh. Semua mata akhirnya tertuju pada sosok Syaiful yang sendirian dengan masih mengenakan jaket almamater kampusnya yang lengkap dan rapi.

Wajah Syaiful, salah satu mahasiswa yang juga salah satu peserta Program Pengabdian Masyarakat dari Kampus Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), mendadak menjadi tegang dengan posisinya yang masih berdiri tegak di depan kursinya.

"Ada apa dengan Syaiful!?," tanya seorang mahasiswa di Balai Desa itu pada Shendy, cowok kurus dan tinggi yang ditunjuk menjadi ketua kelompok mahasiswa pada kegiatan tersebut.

Shendy yang masih menatap Syaiful, tanpa menoleh pada temannya tanpa menjawab lisan, melainkan hanya dengan bahasa tubuhnya, yaitu menggelengkan kepala dan mengangkat kedua bahunya untuk memberi tahu bahwa dirinya juga tidak tahu ada apa dengan Syaiful.

Baca Juga :  Resep Bubur Kacang Hijau yang Terlezat di Dunia

Tadi pagi sewaktu sarapan pagi bersama di rumah warga desa yang dijadikan tempat menginap para mahasiswa yang sedang menjalankan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Karang Joho, memang banyak yang membicarakan tentang kehebatan Syaiful.

Berita kehebatan Syaiful di pagi hari itu juga sudah menyebar ke beberapa mahasiswi lainnya yang menginap di rumah salah warga desa di seberang jalan dekat Kantor Desa.

Pagi hari itu, Syaiful dijuluki sebagai seorang "Ghosbuster". Dia dianggap sakti karena telah mampu membunuh atau membasmi hantu yang mengganggu para mahasiswa di waktu malam di lokasi desa tempat mereka melakukan bakti nyata Program KKN di masyarakat desa setempat.

Shendy sebagai teman sebangkunya di Jurusan Teknologi Informatika di ITS, sangat paham dengan karakter dan kepribadian Syaiful. Dia heran mengapa Syaiful bisa-bisanya mendapat julukan keren seperti itu. 

Shendy sudah mengenal dekat dengan Syaiful semenjak mereka berada di bangku salah satu SMA Negeri Favorit di Kota Surabaya. Nama lengkapnya Syaifullah dan sering dipanggil Syaiful saja. Meskipun cowok kota, namun dia selalu bernampilan sederhana sehingga sering diledek oleh beberapa mahasiswa lain juga.

"Syaiful, kamu ini cowok kota, tapi wajahmu kok desa dan culun banget gitu?!"  Meskipun diolok-olok begitu, Syaiful yang pendiam, hanya mengabaikan ejekan itu dan tidak berusaha untuk membalasnya.

Shendy juga tahu hal lainnya tentang Syaiful karena mereka tinggal di daerah yang sama, yaitu di Gunung Sari dekat Sungai Berantas di daerah Karah, Sepanjang di Surabaya.

Karakter Syaiful yang penakut, sering gugup dan kurang percaya diri, namun akan berubah sedikit sombong bila dipuji atau disanjung oleh orang lain. Dia akan tampil beda dan bahkan bisa disebut "terlalu percaya diri" atau over confident.

Shendy ingat betul tentang peristiwa yang terjadi tadi malam saat dirinya dan beberapa mahasiswa lainnya tidur beramai-ramai di gelaran karpet di ruang tengah rumah yang dijadikan tempat mereka menginap selama kegiatan.

Di tengah terlelapnya dia tidur, tiba-tiba ada yang mengguncangkan badannya dan mendengar ada suara memanggilnya dengan perlahan,"Shendy..! Shendy..!, tolong aku!" 

Shendy memicingkan matanya dan melihat Syaiful sedang duduk berjongkok di dekatnya dia berbaring. "Ada apa, Syaiful!," tanya Shendy setelah bangun sambil mengusap-usap matanya yang masih terasa berat karena sangat mengantuk.

"Tolong antarkan aku ke kamar mandi di belakang rumah ini. Aku sudah kebelet mau buang hajat nih!," bisik Syaiful setengah memohon pada Shendy.

"Hah!! Mengantar kamu ke kamar mandi!?," tiba-tiba suara Shendy meninggi karena heran mendengar permintaan tolong yang aneh dari Syaiful.

"Sssst!...Jangan keras-keras!, nanti teman-teman lain yang tidur mendengar! Aku malu!," Tangan Syaiful membuat gerakan dengan ibu jari yang ditempelkan di bibirnya untuk meminta Shendy berbicara pelan.

Shendy menoleh ke kanan kiri dan memperhatikan bahwa semua teman rombongan KKN terlihat sedang tertidur pulas karena kecapekan sehabis kegiatan olahraga sepakbola sore tadi bersama dengan para pemuda Karang Taruna di Desa Karang Joho.

Meskipun dengan penerangan satu lampu 5 watt dan cahaya ruangan yang masih remang-remang, Shendy masih bisa melihat bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 01.15 dan itu artinya beberapa jam lagi dia harus bangun untuk salat subuh berjamaah di masjid dekat Kantor Desa.

"Malas ah! Aku ngantuk berat ini! Kamu ke sana saja sendiri!," jawab Shendy sambil berbaring kembali dan menarik selimutnya untuk meneruskan tidurnya yang terganggu oleh  Syaiful.

"Aduuh! Mati aku, terus gimana ini!?," balas Syaiful dengan suara gemetar menahan rasa sakit di perutya.

Karena terpaksa dan tidak bisa menahan rasa sakit, Syaiful segera menyalakan flashlight pada fitur handphone-nya sebagai penerangan. Dia mencoba untuk memberanikan diri berjalan perlahan ke luar rumah dan menuju kamar mandi yang terletak di halaman belakang rumah.

Suara pintu belakang yang berderit membuat nyali Syaiful menciut, namun rasa sakit di perutnya membuatnya harus berjalan beberapa meter menuju kamar mandi yang WC nya ada di dalam bangunan kecil terpisah dari rumah induk.

"Orang desa ini mengapa sih, membangun toilet saja di belakang luar rumah?! Mestinya di dalam rumah! Praktis!, jadi saya nggak harus keluar rumah malam-malam dingin seperti ini," gerutu Syaiful sambil memperhatikan jalan yang diterangi oleh sinar lampu dari telepon genggamnya.

"whuzzzzzz.......!"

Tiba-tiba Syaiful merasakan angin tengah malam berembus kencang dan membuat bulu rambut di tengkuknya berdiri. Perasaannya menjadi gelisah. Dia pun akhirnya menghentikan langkah kakinya dan mengamati lingkungan halaman rumah belakang yang gelap itu.

Dari cahaya lampu remang di WC belakang rumah, Syaiful bisa mengenali dan tahu bahwa banyak barang-barang serta beberapa alat untuk kegiatan KKN yang diletakkan di situ. Bahkan beberapa kaleng cat tembok dan cat kayu berbagai ukuran masih tergeletak di atas meja kayu dekat tembok belakang rumah.

Sesorean tadi beberapa mahasiswa memang sedang mengecat meja dan kursi kecil milik PAUD dan TK Desa Karang Joho yang dikumpulkan pada hari sebelumnya untuk dicat warna-warni biar menarik.

Saat Syaiful memutuskan untk melanjutkan langkahnya, tiba-tiba di sudut kerling matanya, dia menangkap adanya gerakan yang berkelebat ke sana sini. Meskipun malam itu tidak ada cahaya rembulan, tapi matanya masih tajam.

"Haaa...nnn....t.ttuuuuuu!," jerit Syaiful lirih tertahan dan tangannya dengan gemetar menunjuk-nunjuk sosok bayangan putih yang tiba-tiba bergerak di depannya dalam jarak beberapa meter dengan lengan tangannya yang melambai-lambai ke arahnya.

Terpaku menatap sosok bayangan putih di depannya, sontak membuat Syaiful darah terkesiap dan dalam perasaan ketakutan, rasa sakit di perutnya menjadi hilang. Hantu putih itu seolah-olah telah membuat aliran darah di dalam tubuhnya berhenti.

Kakinya mendadak lumpuh dan kaku saat Syaiful ingin bergerak untuk masuk kembali ke dalam rumah. Wajahnya pucat pasi dan bibirnya bergetar. Lidahnya seperti diikat tali tidak bisa berteriak untuk memanggil dan meminta bantuan teman-temannya lainnya yang sedang tidur di dalam rumah.

Bulu kuduknya berdiri dan lehernya menjadi dingin. Sadar akan situasinya, tangan Syaiful segera menyambar barang apa saja di sekitarnya dan melemparkannya sekuat tenaga kepada bayangan hantu putih di depannya yang masih bergoyang meliak-liuk di depannya. Hantu putih itu akhirnya terbang menghilang entah kemana. 

Setelah itu, dia pun segera berlari masuk ke dalam rumah. "Hannntuuuu! Ada hanntuuu!," jerit Syaiful pada teman-temannya yang sedang tidur dan mengguncang-guncang tubuh Shendy untuk membangunkannya.

Beberapa mahasiswa lainnya, mau tidak mau, juga ikut terbangun karena suara gaduh Syaiful di tengah malam buta itu. Wajahnya masih terlihat pucat pasi dan badannya menggigil. Dia bercerita sambil terbata-bata bahwa dia sudah membunuh hantu di belakang rumah mereka menginap.

Shendy dan mahasiswa lainnya yang terbangun jadi merasa aneh dengan kelakuan Syaiful. Karena begitu  selesai bercerita, Syaiful segera masuk ke dalam selimutnya dengan ekspresi wajah yang ketakutan. Hal itu membuat mereka semua jadi tertawa dan kembali tidur serta mengabaikan cerita Syaiful yang dianggap mengada-ada.

Pagi harinya, Shendy dan beberapa mahasiswa lainnya yang baru bangun tidur jadi heran karena melihat Syaiful ternyata sudah bangun lebih pagi dan bahkan sudah berpakaian rapi. Dia tampak tampan dengan berpaduan baju putih, dasi hitam dan jas almamater kampus warna biru tua itu.

"Ah, mungkin Syaiful bangun pagi untuk buang hajat. Apalagi tadi malam bercerita aneh dan mengaku telah membunuh hantu putih di belakang rumah. Ada-ada saja nih Syaiful! Dasar cowok penakut begitu!," Shendy berkata pada beberapa mahasiswa lainnya yang antri di depan pintu kamar mandi yang terletak di halaman belakang rumah joglo ciri khas rumah di pedesaan.

Sambil menunggu gilirannya untuk masuk ke kamar mandi, Shendy mencoba mengamati lingkungan di halaman belakang rumah itu. Matanya melihat rimbunan pohon bambu dan sebatang pohon jati yang berdiri tegak dengan daunnya yang mulai mengering.

Meja dan juga kursi milik PAUD dan TK di desa yang dibawa ke situ oleh para mahasiswa yang sedang KKN untuk dicat ulang juga tampak tertata rapi. Hanya saja, beberapa kaleng cat tembok dan kayu yang diletakkan diatas meja, banyak yang berserakan dan ada yang terguling di meja.

Beberapa kaleng cat kecil, sudah kosong isinya dan bahkan menyebar di sekitar halaman belakang rumah. Untuk mengisi waktu, Shendy segera memungut satu per satu kaleng cat tersebut dan mengembalikannya lagi ke atas meja meskipun isinya sudah kosong.

"Ini pasti ulah Syaiful yang menggunakan kaleng cat ini dan melemparkannya pada bayangan putih yang dianggap hantu!" Shendy hanya bisa tersenyum bila memikirkan sahabatnya Syaiful yang terkenal penakut itu.

Baca Juga  :  Amanda Melodia, Putri Tukang Servis Sepeda Motor Desa Cluntang

Acara pembukaan secara resmi kegiatan KKN puluhan mahasiswa dari ITS Surabaya di Balai Desa Karang Joho, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo yang dihadiri oleh pejabat teras kabupaten, perangkat desa dan para dosen pembimbing, seharian itu sudah berjalan lancar.

Bagi Shendy, acara itu rasanya seperti sedang menghadiri lomba pidato dari para pejabat dan terasa sangat membosankan. Maka tidak heran, saat tiba acara beramah-tamah untuk menikmati sajian dari warga desa di Pendopo sebelah Balai Desa, semua mahasiswa terlihat antusias dan senang.

Acara resmi dengan dress code celana hitam, baju putih berdasi hitam serta mengenakan alamamater kampus berwarna biru itu membuat semua mahasiswa dan mahasiswi terlihat menjadi semakin tampan dan cantik.

Karena udara yang sangat panas di Ponorogo, Pak Anggara meminta semua mahasiswa untuk melepas jaket almamater dan meletakan di kursinya masing-masing untuk menuju ruang jamuan makan siang.

Kecuali Syaiful yang dari  awal tidak berkenan dan akhirnya ditegur secara keras oleh Pak Anggara,  yang terkenal sebagai dosen killer yang menjadi dosen pembimbing KKN, juga hadir di acara pembukaan itu.

Syaiful yang masih berdiri dengan wajah pucat pasi terlihat ragu untuk membuka jas almamaternya. Beberapa mahasiswa lainnya bahkan menjadi tidak sabar dan berteriak pada Syaiful untuk patuh pada perintah dosen pembimbing mereka.

"Ayo Syaiful! Kita sudah lapar nih! Lepas jasmu tuh!, teriak Shendy selaku ketua kelompok mahasiswa yang ber-KKN di situ. Dengan perlahan, Syaiful akhirnya menurut dan membuka jas almamaternya dengan perlahan.

Tiba-tiba, semua mata yang ada di Balai Desa, termasuk para pejabat dan dosen menjadi terheran-heran dengan baju putih yang dikenakan oleh Syaiful. Mengapa dia mengenakan baju putih yang penuh dengan noda cat berwarna-warni seperti lukisan abstrak.

Sontak meledaklah tawa para tamu undangan dan para mahasiswa lainnya di Balai Desa itu. Bahkan tawa mereka belum reda meskipun sudah berada di ruang jamuan makan siang. Mereka saling menduga-duga dan mengambil kesimpulan bersama.

Terrnyata hantu yang "dibunuh" Syaiful tadi malam saat ingin buang hajat di toilet belakang rumah tempatnya menginap adalah baju putihnya sendiri yang dijemur sejak dari siang hari dan dia lupa untuk mengambilnya.

Baju yang bergelantungan di hanger di tali jemuran dan ditiup angin malam serta terlihat melambai-lambai itu telah dianggap "hantu" oleh Syaiful.

"Owalah, makanya kaleng-kaleng cat kita di atas meja di halaman belakang luar rumah tumpah dan habis serta tercecer di mana-mana," celetuk Shendy pada beberapa sahabatnya sesama mahasiswa yang terlihat masih tertawa terpingkal-pingkal sambil antri mengambil makanan.

Selama KKN berlangsung bahkan sampai kembali ke kampus ITS di Surabaya. nama panggilan untuk Syaiful, The Ghosbusters, yaitu si pembunuh hantu tetaplah masih berlaku meskipun "hantu" yang dibunuh adalah bajunya sendiri.

Cerpen ditulis untuk Kompasiana.com

kumpul kumpul ngakak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun