Mohon tunggu...
Dyana Ulfach
Dyana Ulfach Mohon Tunggu... -

pelajar di SMK N 11 Semarang, Hobi menulis, suka kebebasan, musik, menyukai semua yang berhubungan dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Ibu

14 Januari 2019   15:23 Diperbarui: 14 Januari 2019   15:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ibuku dimana?"

Mbak Prapti mendekatiku, wajahnya lebih tenang dibandingkan tadi siang. Dia mengelus-elus rambutku sebentar lalu pergi kedapur. Aku masih sibuk dengan mataku yang sembab ini. Mencari-cari dimana Ibu berada.

"Minum dulu."

Untuk kali kedua mbak Prapti seorang janda tanpa anak yang tinggal di sebelah rumahku membawakan aku minum. Aku turuti saja apa katanya. Aku tenggak seluruh air yang ada di gelas itu dengan semangat sambil mencari-cari dimana Ibu dan bapakku.

"Ibumu sudah dikubur tadi sore waktu kamu masih tidur, le."

Mbak Prapti seperti bisa membaca pikiranku. Entah apa yang membuatku lemas tak berdaya. Mbak Prapti membawaku duduk bergabung dengan Ibu-ibu lain yang sedang membacakan yasin untuk ibuku.

"Bapak sudah pulang mbak?" tanyaku polos.

"Belum, sebentar lagi bapakmu pasti pulang. Nanti setelah yasinan, mbak Prapti bawakan kamu makan ya."

Aku menurut saja apa kata mbak Prapti. Maklum, Bapak dan Ibu sama-sama anak tunggal. Aku tidak punya saudara lagi. Kalaupun ada, mereka adalah saudara jauh yang juga berada di luar kota. Dan saudara terdekatku ya hanya teman-teman kampung dan tetangga-tetangga saja.

Tiba-tiba terjadi keriuhan di luar sana. Ibu-ibu yang ada diluar sana berhenti membaca surat yasin dan berteriak kecil. Mbak Prapti menurunkan aku dari pangkuannya. Menengok sebentar ke luar. Aku masih bertanya-tanya apa yang mengganggu diluar sana. Kakiku keranjak dari lantai. Aku ikut menghampiri mbak Prapti yang masih di depan pintu.

"Bapak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun