"Oke jika dia benar adikmu, aku juga tidak peduli. aku telah puas memanfaatkanmu. aku akan bersama hendri. Toh hendri masih bersamaku, bukan begitu sayang? ucap naila dengan tangan yang merangkul di hendri
"Tentu saja" ucap hendri santai
"Alif kau sangat naif, aku telah menjalin hubungan lebih lama dengan naila di banding dirimu. Aku memperkenalkan naila padamu hanya untuk kesenangan semata, semoga kau tidak terlalu hancur" ucap hendri dengan senyum licik
"Hancur? Kata siapa? Aku juga muak menghadapi sikap naila yang buruk dan terlalu mudah emosi. Jika kau mengingkannya, Ambilah itu lebih menguntungkan untukku dan kau naila aku harap kita tidak pernah bertemu lagi." ucapku penuh dengan penekanan
Setelah mengatakan itu aku pergi dengan emosi yang memuncak, ternyata "Penghianat" adalah kata yang aku sematkan untuk manusia busuk ini. Aku memang kecewa dan sakit hati tapi rasa benciku lebih besar sehingga aku memilih menjauh dari manusia busuk itu.
-Tamat-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H