"Kau.. mengatakan aku bodoh? ucap naila dengan nada yang tinggi
"Aku hanya bertunangan, kau dengar ini Hendra dengan aku bertungan dengan alif hanya untuk mengambil hartanya. kebetulan sekali bahwa ku lihat ia bersama seorang gadis lalu kubuat masalah saja dengan mengatakan bahwa aku mencurigainya dan membuat masalah agar pertunganku dengannya batal"
"Benarkah" ucap hendri lebih tenang takala mendengar naila menceritakan itu
"Wow permainan yang sangat bagus" ucapku dengan lantang hingga dua orang yang tengah berbincang ini menatapku dengan terkejut
"Benar keputusanku untuk kesini, dengan begitu aku dapat melihat drama yang kalian mainkan. satu adalah wanita busuk dan satu lainya adalah lelaki bodoh"
"Alif bagaimana kau ada disini? kenapa kau datang? ini bukan seperti yang kau lihat aku tidak ada hubungan dengan hendri kami hanya berbincang"
"Munafik. Aku mendengar pembicaraan kalian sebelumnya. Kau naila, aku fikir aku dapat memperbaiki hubungan kita namun kau merusaknya"
"Aku?? Apa kau tidak sadar kemarin kau juga bersama gadis lain, bukankah ini tidak adil kalau kau hanya menghakimi ku"
"Adil? Bahkan kau tidak mendengar penjelasanku terlebih dahulu dan langsung menuduhku. Dengar ini, gadis yang kemarin dia adalah adik angkatku. Kau memang tidak pernah melihatnya karena dari kecil dia ada di luar negri dengan nenek dan kakekku. Ayahku mengadopsinya karena ingin mempunyai anak perempuan sebagai adikku. Dia baru kembali beberapa hari lalu"
"Kau bohong"
"Sulit untuk dipercaya bukan? Lihatlah dan buka matamu dengan lebar" ucapku sembari memberikan bukti dokumen pengadopsian lina