Keesokan harinya di kediaman keluarga MadfahÂ
"tok..tok..tok.."
"Kak apa aku boleh masuk?" suara lembut yang khas masuk ketelingaku secara perlahan. dia Dewi Delina yang disebut sebagai gadis lain bagi naila
"Iya, masuk aja" ucapku santai
"Kak, apa kakak bertengkar dengan tunangan kakak? meski aku tidak mendengar apa yang kalian katakana tapi aku melihat dibalik pintu bahwa kakak sedang bertengkar. Apa itu semua gara-gara aku?
"Kakak memang sedang membahas sesuatu dengan naila dan sedikit ada pertengkaran tapi itu bukan karena kamu lina, itu hanya masalah sederhana. kakak bisa menyelesaikan ini. Jangan berfikir negatif yaa"
"Baiklah kak. Kakak juga belum menceritakan tentangku pada kak naila bukan? aku merasa bahwa ia menatapku dengan sinis saat itu"
"Memang belum, segera akan kakak jelaskan kepada naila. Kamu tenang saja ya" ucapku sembari membelai rambutnya
"Iya kak, yasudah aku habis ini pergi les, aku pamit ya kak"
"Iya sayang, hati-hati dijalan. Nanti biar diantar pak wanto aja" ucapku karena pak wanto merupakan sopir pribadi keluargaku. Mesti telah berumur namun pak wanto juga sudah kuanggap sebagai bagian keluarga ini
"Oke kak" ucap lina berlalu pergi