Aku merebahkan tubuhku kembali di kasurku sembari berfikir, memang benar aku belum menjelaskan terkait lina pada naila. Menurutku sendiri karena kita akan menuju ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan, naila dapat sepenuhnya percaya. Tanpa ku sangka ia menjadi sangat sensitif dengan hal ini. Aku akan menjelaskanya sekarang.Aku segera turun dan ke mobil untuk menuju ke rumah naila. Aku berfikir aku akan menjelaskan semuanya lebih mudah mengobrol secara langsung.
"Permisi den alif, mau cari non naila ya" ucap satpam rumah naila yang telah melihatku
"Iya pak, apa naila ada dirumah?"
"Emm iya den, masuk saja namun sepertinya non naila sedang ada tamu"
"Oke pak saya bisa nunggu. Terimakasih" ucapku berlalu menuju rumah naila
Setelah aku ada di parkiran rumah naila, aku melihat sebuah mobil berwarna biru terparkir di depan mobilku. Aku melihatnya dengan jelas bahwa mobil ini merupakan mobil sahabatku Handri Kusuma. Orang yang sangat aku kenal karena dia yang mengenalkanku pada naila. Tapi aku berfikir apa yang ia lakukan disini dan tanpa sepengetahuanku? aku mulai curiga. Aku mengintip mereka dari balik jendela rumah naila dan terlihat mereka tengah berbincang.
"Kau tidak bisa seperti ini naila" ucap handri tenang
"Apa? aku tidak bisa apa? aku adalah naila atmaja. siapapun tidak bisa melarangku melakukan apa yang aku inginkan"
"Kau benar-benar keras kepala. Aku telah bersabar dengan semua ini" ucap handri dengan nafas yang tak beraturan
"Aku tau, aku tetap memilihmu hendri di banding alif. aku sudah mengatakan itu kemarin bukan"
"Lalu kenapa kau malah bertunangan?! wanita bodoh"