"Ya sudah abi mamah pulang dulu, ya" sambung helena berlalu
"Sayang, jangan terlalu difikirkan ya, sebentar aku antar mamah ke depan dulu. kamu beres-beres aja terus istirahat" ucap abi berlalu menyusul orang tuanya.
Setelah lea membersihkan ruang rumahnya ia bergegas untuk menyiapkan keperluan suami, pasalnya sepulang abi dari kantor langsung menemui orang tuanya belum sempat membersihkan diri.
"Abi, apakah kamu sibuk?" tanya lea halus sesaat setelah meliat suaminya tengah membaca setumpuk kertas didepanya
"Tidak sayang, apa ada yang ingin kamu bicarakan padaku?" ucap abi menimpali
"iya. Sebelumnya maafkan aku karena aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kamu tadi, dan maafkan aku pula karena belum bisa memberikan cucu pada mamah. sungguh ini bukan kemauanku abi. akupun ingin memiliki anak." jelas lea dengan mata yang berkaca-kaca
"Tidak apa sayang, ini bukan salah kamu, aku mengerti dan aku juga sudah menjelaskannya kepada mamah dan papah kamu tenang saja. aku juga tidak memaksa kamu. mungkin ini memang belum rezeki kita. jangan terlalu difikirkan ya" ucap abi sembari mengelus pucuk kepada lea dengan senyum yang tulus
hiks
hiks
"Ini yang membuatku merasa terbebani abi, kamu terlalu baik. aku yang kurang, apabila aku masih belum diberi keturunan aku memperbolehkan kamu untuk menikah lagi abi dan ceraikan saja aku" ucap lea dengan tangis yang tak bisa dibendung
"Lea!" ucap abi dengan nada tinggi