"Lea, kamu baik-baik saja?"
"iya zef aku hanya sedikit sakit hati dengan perkataan abi tadi"
"Tenanglah zea, kau harus mengontrol emosimu, jangan terlalu stress ingatlah bayi yang ada di dalam kandunganmu"
"Aku sedang mengusahakanya zef"
"Tadi suamimu bertanya padaku apa kau masih ada di dalam, aku hanya berkata bahwa kau ada didalam namun kau sedang tidak bisa diganggu maka aku menyuruh suamimu untuk menunggu cafe tutup jika kau ingin berbicara denganya. jika tidak aku akan membantumu memberikan alasan agar kau tidak berbicara dengan suamimu"
"Aku tidak tau zef, rasanya terlalu sakit untuk mengenang masa lalu" ucap lea dengan menahan tangisnya
"Aku tau itu sulit lea, tapi jika aku bisa bilang kalau kau tidak menemuinya dia akan terus mencarimu. kufikir jika kau bisa berbicara denganya. aku hanya tidak tega bila melihatmu berjuang membersarkan bayi ini sendiri lea, ketahuilah dia jika dia besar nanti, dia juga butuh sosok seorang ayah. kau faham perkataanku kemarin bukan? aku fikir kalian perlu berbicara"
"Apa aku sangup untuk mengharapi masalaluku zef, itu terlalu menyakitkan. bahkan dia mengatakan aku wanita murahan" ucap lea
"Kurasa dia hanya melepaskan emosinya lea, jika dia tau bayi yang kau kandung adalah anaknya. dia tidak akan semarah itu. dia masih mencintaimu lea, aku bisa lihat dari sorot matanya memancarkan kerinduan yang nyata"
"Ah zefa aku sulit untuk memutuskanya"
"Tidak apa, kau bisa memberitahuku saat cafe akan tutup. selebihnya aku akan mendukung semua keputusanmu. tapi aku harap kamu memikirkanya dengan matang lea"