Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. (QS.73:5)
Qatadah berpendapat, yang dimaksud dalam ayat ini adalah hukum-hukum Allah. Sebagian ahli tafsir yang lainnya menerjemahkannya dengan janji dan ancaman Allah .
Sebutlah nama tuhanmu, dan beribadahlah kepadanya dengan penuh ketekunan (sepenuh hati). (QS.73:8)
Tugas berat selain di atas, perlu penambahan bekal lagi, berzikir. Dengan mengingat Allah akan menguatkan mental Rasulullah dalam menjalankan misi risalahnya. Bahwa Allah Maha kuat. Maka siapapun takkan mampu melawannya. Allahlah sebaik-baik penolong. Allah Maha Mendengar, Maha Penyayang, dan kasih-Nya takkan pernah memiliki batas.
Dengan berzikir, kita akan semakin mengenal Allah. Semakin menetapkan keimanan dan keyakinan kita sebagai penerus risalah Nabi SAW. Itulah yang dikehendaki Allah dalam membekali kekasihnya, Muhammad SAW.
Hanzallah ra salah satu sahabat nabi pernah curhat kepada Abu Bakar ra sambal menangis mengatakan dirinya sudah munafiq. Karena ia merasakan, ketika berada di majelis Rasulullah dapat melihat syurga dan neraka dengan nyata. Dan sangat ingin masuk ke syurga serta sangat takut neraka. Akan tetapi jika sudah keluar dari majelis Rasul, syurga dan neraka tidak tampak. Dan Abu Bakar merasakan hal yang sama. Begitu juga Umar ra mengatakan yang sama. Maka ketika ditanyakan kepada Rasulullah menjawab, bahwa hal demikian adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Jikalau keluar masuk masuk majelis tetaplah sama maka malaikat akan menyalami mereka di jalan-jalan. Artinya, sesuatu yang lumrah terjadi pada manusia fluktuatif keimanannya sepanjang masih dalam koridor ketaatan.
(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah dia sebagai Pelindung. (QS.73:9)
Mengapa kita diperintahkan tabattul fokus beribadah, karena Allah adalah Tuhan wal masyik wal maghrib. Adakalanya Allah membahas relativitas waktu, dan lain waktu bicara tentang tempat dan jarak. Mudah bagi Allah menghentikan waktu seperti pada kisah Ashabul Kahfi. Dan melipat waktu dan jarak seperti pada kisah nabi Sulaiman yang melakukan perjalanan dalam waktu singkat dan cepat. Maka sembahlah Allah yang memiliki waktu, tempat, dan jarak dan memiliki segalanya. Kesuksesan harus diitung dengan kacamata Allah. Maka wal masyrik wal maghrib  di sini untuk merelatifkan waktu dan jarak, sehingga tidak dibenarkan mengultuskannya. Karenanya di manapun, kapanpun, siang dan malam tetap jadikan Allah sebagai tempat bergantung dan pelindung.
Karena zikir merupakan salah satu sumber kekuatan seorang mukmin dalam kondisi apapun. Senada dengan pesan arif Ibnu 'Athaillah as-Sakandary , : ''Jangan tinggalkan berzikir sebab kelalaianmu saat berzikir. Semoga Allah berkenan mengangkat derajatmu dari zikir yang penuh dengan kelalaian menuju zikir yang penuh kesadaran. Dan dari zikir yang penuh kesadaran menuju zikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya menuju zikir yang meniadikan segala sesuatu selain-Nya. Dan yang demikian itu bagi Allah bukanlah merupakan sesuatu yang sulit." .
Hanya tinggal kita membiasakannya dan mau terus berusaha melakukannya.
Sikap Terbaik Dalam Menghadapi Rintangan Dakwah (ayat 10 -14)