Pendahuluan
Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia, banyak memberikan pengajaran mengenai nilai-nilai dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya dalam bidang pendidikan yang merupakan faktor utama dan menjadi kebutuhan yang sangat penting yang harus dimiliki oleh umat manusia karena dengan pendidikanlah yang dapat membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Al-Qur'an surat Al-Muzzammil ayat 1-14 merupakan beberapa ayat dari sekian banyak ayat yang membahas pendidikan, dalam hal ini ayat tersebut menunjukkan akan adanya nilai-nilai pendidikan yang penting untuk dibahas, seperti halnya pendidikan shalat malam, pendidikan bersabar dan sebagainya. Berdasarkan pada isi kandungan surat Al-Muzzammil merupakan surat pembekalan, karena terkait dengan kekuatan karakter, jika seseorang akan bertugas perlu persiapan, dan persiapan itulah membuat pribadi Rasulullah SAW menjadi kuat. Persiapan Rasulullah menyampaikan ayat-ayat yang berat. Menyampaikan sesuatu yang berat itu perlu dijiwai, perlu mendapatkan kekuatan dari dalam (qolbun). Pembelajaran pembekalan memperkuat kapasitas diri sebelum memenuhi panggilan public dan tetap melakukan kebaikan meskipun mendapat banyak cobaan dan rintangan dalam menyampaikan perubahan di masyarakat, dapat dipraktekkan sesuai tuntunan kajian tafsir QS. Al-Muzzammil ini.
Kapasitas diri adalah perangkat kerja manusia. Dengannya manusia mencetak sejarah, tanpanya manusia tak berjejak di bumi. Selengkap apa perangkat yang ada seluas itu wilayah produktivitas yang mungkin dicipta. Para pemuda pengukir sejarah, yang di dadanya bergemuruh misi besar, memahami benar kaidah ini. Generasi sahabat adalah model ideal tentang bagaimana pemuda mereka menjalani kehidupan berat ini. Siapapun kita hari ini dan dengan profesi apapun, hakikatnya kita semua adalah seorang penerus dakwah Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan tugas risalah yaitu mengabdi kepada Allah SWT dan menjadi kalifah yang rahmatan lil alamin di muka bumi.
Kapasitas dirilah oksigen seorang pemuda untuk mejelajahi angkasa hidupnya. Oleh karena itu perhatian Islam terhadap pembekalan kapasitas ini bersifat intruksi langsung yang dalam ungkapan Al-Qur'an "persiapkanlah untuk mereka segala bentuk kekuatan dari kemampuan yang kamu miliki.."(QS. Al-Anfal:60). Proses pengisian kapasitas diri ini sering disebut pendidikan dalam berbagai dimensinya. Formal atau non-formal, pemikiran, fisik atau spiritual.
Kapasitas Diri
Sejumlah ahli dan praktisi telah mengemukakan arti kapasitas. Pada umumnya kapasitas diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan secara berhasil. Kapasitas juga dipandang sebagai jaminan keberlangsungan hidup suatu organisasi dan individu. Kapasitas adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang sesuai secara efektif, efisien, dan berkelanjutan (Grindle (1997: 34).
"Kapasitas adalah kemampuan individu dan organisasi atau unit-unit organisasi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Kapasitas juga dapat diartikan dalam konteks sistem dimana suatu entitas bekerja untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan proses dan aturan-aturan baku tertentu." (UNDP, 1998).
Maka secara garis besar, kapasitas itu ada pada tiga tingkatan yaitu, individu, lembaga dan sistem. Â Dalam hal makalah ini, akan dikhususkan membahas kapasitas untuk skala individu. Apa saja yang harus ditingkatkan pada diri individu untuk mencapai kualitas yang diinginkan.
Pertama, ilmu pengetahuan. Seseorang yang memiliki kapasitas adalah yang memiliki ilmu pengetahuan di bidang yang ia geluti. Artinya, ilmu pengetahuan menjadi sangat penting untuk mencapai kemampuan individu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam suatu organisasi.