Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Butir-Butir Kerinduan (20)

10 Juli 2022   09:39 Diperbarui: 10 Juli 2022   09:48 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau rencana berjalan baik, aku akan menyusuri jalan lewat, jalan kecil, lalu, menyeberang sungai, terus menuju gunung Andong yang sebenarnya cukup jauh, itu target selanjutnya. Sebagai awalan ya yang jaraknya tidak terlalu jauh kurang lebih 7 kilo saja, menuju gunung Kuli. Waktu SD pernah diajak ke sana ketika acara pramuka. Melewati jalan yang masih berbatu-batu, tanah merah, jalannya licin sehabis hujan. Sepanjang jalan kami waktu itu bisa melihat aneka pepohonan. Paling banyak pohon kelapa, kemudian albasia, sengon, nangka, dan disepanjang jalan banyak tumbuh pohon kelor, sesekali pandan berduri dan deretan salak liar di seputar tebing.

Kami melewat sungai kecil yaitu Mangir, dan sungai besar Mangu yang mata airnya berasal dari gunung Merbabu yang gagah sebelah Timur berdampingan dengan Merapi di sebelah utaranya. Masuk ke perkampungan, kalau di tempat kami namanya dukuh, kepala dukuh sebutannya bayan. Jadi sebutnya Pak Bayan (Bu Bayan jarang ada sih). Jabatan Bayan itu untuk memimpin dukuh. Semacam RW. Menjadi Bayan itu bayarannya dengan mendapat bengkok kurang lebih satu dua petak tanah cukup luas. Tanah itu  bisa ditanami apa saja, entah padi, palawija dan atau tanaman yang menghasilkan lain sebagai pengganti gaji.

Kadang Pak Bayan itu jabatan pengabdian saja, namun kadang dari jabatannya Pak Bayan mendapat relasi yang luas, bisa sering rapat dengan kepala desa, bisa menjadi batu loncatan untuk mengejar jabatan lebih tinggi yaitu kepala desa atau sebutannya Lurah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun