Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Butir-Butir Kerinduan (18)

15 Juni 2022   09:19 Diperbarui: 15 Juni 2022   09:21 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku lebih senang menyusur alam sendiri, hal yang sangat mengasyikkan hingga memori tentang alam begitu membekas sampai sekarang. Hampir tiap sudut di desaku hapal, termasuk berapa belik, berapa mata air, kolam ikan, gubuk, tempat yang nyaman untuk duduk, sungai-sungai kecil yang menyimpan cerita dan tanaman buah liar yang tumbuh di tebing dan di sepanjang sungai Pabelan. Aku tahu di mana harus rebahan di batu-batu besar yang kadang kalau dimirip-miripkan seperti patung berbentuk Semar, bentuk Petruk.

Aku senang berendam di air bening yang mengalir seperti buih-buih putih. Dan di tepian ada beberapa tumbuhan yang sengaja ditanam petani yaitu slada air, orang sini menamakan jembak. Tanaman yang tumbuh subur di air mengalir. Sering dibuat lalapan atau sayur untuk acara wiwitan  saat petani mulai menanam padi dan sehabis panen.

Lalu bagaimana dengan ketertarikan pada perempuan. Tentu saja aku normal. Sebagai lelaki dan saat remaja aku tertarik pada seseorang, tetapi kadang hasratku menyusur alam jauh lebih besar daripada melakukan pendekatan pada seorang perempuan yang aku taksir.

Jujur aku suka dengan Dita. Ia teman sekelas di SMP rambutnya panjang, mukanya bulat telur, kulit langsat, gigi gingsul. Kalau tersenyum manis sekali. Segala hal tentamgnya aku suka. Masalahnya apakah ia suka dengan diriku. Ia termasuk yang terpandai di kelas, sedangkan diriku, lebih sering kedapatan guru, sedang mendengkur ketika pelajaran Biologi, dan bengong ketika pelajaran matematika. Bukan tidak suka matematika sih tapi terlanjur tidak tertarik. Terus terang aku antusias mendengarkan pelajaran sejarah dan bahasa Indonesia.

Itu pelajaran paling mengasyikkan bagiku. Maka aku akan sangat senang menulis puisi, merangkai kata. Dan kemampuan itu sebetulnya bisa menjadi modal diriku merayu teman-teman perempuanku. Tapi aku tidak mau larut dalam kesenangan mempermainkan hati perempuan.

Cinta yang yang tumbuh pada Dita masih kusimpan, hanya kutulis kata-kata indah di buku tulis. Terkadang ada beberapa temanku minta tolong menuliskan puisi untuk dikirimkan pada perempuan yang dia suka.

"Jago menulis puisi tapi tidak jago merayu perempuan itu konyol namanya. Ndes."

"Belum saatnya, Ed."

"Kalau tidak sekarang kapan hayo..."

"Tunggu tanggal mainnya."

"Ah, kebanyakan teori. Sat-set dong."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun