Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tantangan Beragama di Negara yang Tengah "Mabuk Agama"

13 Agustus 2019   11:15 Diperbarui: 13 Agustus 2019   11:24 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semoga saja kebudayaan lokal, kesenian dan aktifitas kebudayaan Nusantara mampu mendorong masyarakat untuk lebih mencintai dan percaya pada diri sendiri. 

Kebaya bisa diselaraskan dengan hijab, dan hijabpun tidak harus mengacu pada paham- paham radikal dari Arab yang belum tentu cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia yang majemuk. 

Pikiran kotor tentang tubuh, tentang keseksian, tentang khayalan yang ke mana- mana itu adalah naluri manusia. Sekuat dan sehebat apapun manusia menguasai ilmu agama amat susah mencegah hasrat alami manusia terutama hasrat sexual dan ketertarikan pada lawan jenis.

Kalau muncul pelecehan dan pemerkosaan apakah ada hubungannya dengan agama. Rasanya hampir semua penganut agama pernah terjerembap dalam kasus- kasus sexual. 

Mereka yang berhijab bisa saja masih mengundang khayalan jorok jika tetap bergoyang seronok dan diam -- diam melakukan pergaulan bebas meskipun sudah dibaluti baju bersimbol agama.

Mengenakan baju bersimbol agama itu harus dengan kesadaran, artinya hijrah pikiran itu semakin bisa mengendalikan nafsu- nafsu purbanya, bisa menempatkan diri untuk tidak mengundang pelecehan dari pihak lawan jenis. 

Lalu jika seorang wanita perenang hanya mengenakan baju seadanya yang penting menutup tubuh pentingnya lalu tiba- tiba ditentang disuruh memakai baju tertutup berarti ada yang salah dengan mata yang melihatnya. 

Yang membuat aturan itu berarti merasa terangsang oleh pikirannya yang terlalu liar. Baru -- baru ini banyak patung- patung seksi sengaja ditutupi agar tidak mengundang pikiran yang jorok. Mindset yang melihatnya lah yang dibenahi bukan  patungnya yang ditutupi. Masak patung disalahkan karena tidak sesuai norma agama.

Beragama itu hak  manusia tetapi terlalu mabuk dengan agama membuat negara menjadi runyam. Sebab manusia berhak memilih agamanya, manusia berhak menentukan warna baju dan modelnya, asal mampu menempatkan diri. Mengapa harus dibatasi oleh aturan agama? 

Agama mengatur tentang moralitas, pola pikir dan penghargaan individu untuk merunduk dan menyembah Tuhan  pencipta nya, tetapi agama tidak berhak memaksa manusia merubah kodratnya sebagai manusia. Laki - laki diciptakan tertarik pada wanita dan wanita diciptakan bertubuh indah untuk dikagumi lawan jenisnya.

Penulis tidak ingin menghakimi agama terutama agama mayoritas Indonesia, tetapi cuma menyayangkan banyak orang terjebak dalam pengkultusan simbol- simbol terutama baju sebagai ukuran beriman atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun