Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tantangan Beragama di Negara yang Tengah "Mabuk Agama"

13 Agustus 2019   11:15 Diperbarui: 13 Agustus 2019   11:24 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sayangnya pula lahirnya agama melahirkan masalah kompleks manusia, perang saudara, perbedaan tafsir ajaran agama melahirkan konflik. Dari konflik berkembang untuk saling membunuh atas nama agama. 

Perang tidak terelakkan dan manusia seperti dipenuhi egonya untuk menunjukkan diri bahwa dirinya dan agamanyalah yang paling benar, yang berbeda berarti tidak beriman dan membangkang. Kasarnya bisa disebut kafir.Pengkhianat yang harus dihukum atau dilenyapkan. 

Bila ada manusia yang sangat menguasai pengetahuannya dalam beragama tentu akan menghormati hak orang lain, menghormati perbedaan dan tidak memaksakan diri mengikuti dirinya.

Kaum agama sejati adalah orang yang bisa menempatkan diri, dugo kiro(dapat mengukur kemampuan diri), sayangnya banyak orang merasa sok pinter lalu dengan arogan mempengaruhi paksa orang lain dengan ajaran- ajaran yang belum tentu cocok untuk tiap individu. 

Saking kerasnya ia memaksa maka perlu melakukan cuci otak yang membuat orang begitu berubah 180 derajat. Ini yang dinamakan pemahaman radikal.

Sekarang sedikit- sedikit tidak boleh, sedikit- sedikit dikaitkan dengan aturan agama, tafsir yang beda dari tiap pemimpin agamanya. Baju- baju harus tertutup,seragam, gelap yang bisa menutup kesempatan manusia berpikir jorok. Mengurangi resiko pelecehan seksual.

Di Timur Tengah baju tertutup itu karena tuntutan alam. Agama apapun merasa perlu membalut tubuhnya dengan pakaian tertutup bukan untuk membedakan agamanya apa, tetapi karena alam, ganasnya alam dan nafsu manusialah yang membuat mereka perlu menutup hampir semua bagian tubuhnya. 

Tetapi jika sudah berbaju agama tetapi tetap melakukan korupsi, aksi tipu- tipu dan membohongi calon pasangan hidupnya dengan menyembunyikan jatidirinya dengan pakaian tertutup, itu konyol namanya.

Baju itu Produk Budaya bukan Simbol Agama

Baju adalah budaya, bukan simbol agama. Bukan berarti yang berhijab itu Muslim dan yang biasa berbikini itu pasti agama lain. Antara baju dan agama mungkin banyak kemiripannya karena latar belakang filosofinya, tetapi jika berenang harus memakai baju tertutup dan supaya tidak terlihat tubuhnya itu terlalu GR. 

Namanya kolam renang bajunya juga harus menyesuaikan tentu yang sesuai dengan gerakannya yang dinamis, kalau diberati dengan baju yang gombyoh- gombyoh bagaimana fungsi olah raganya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun