- - - -
Tiga Begal Motor Dihakimi Massa, 1 Tewas dan 2 Sekarat.
Peristiwa berawal ketika Briptu Jeffri Cahyadi, seorang Anggota Brimobda Lampung melintas di perkebunan karet PTPN VII Tanjung Bintang. Namun di pertengahan kebun karet, ia dihadang oleh 4 pemuda asing yang memalangkan dua sepeda motor. Para pelaku langsung mengeluarkan senjata api rakitan dan menodong korban. Namun beruntung senjata rakitan pelaku tidak meledak.
Kendati telah dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun nyawa Mirfan tidak bisa tertolong lagi. Pemuda berusia 27 tahun ini tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Jenazahnya langsung disemayakan di kamar mayat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Bandar Lampung. Sementara rekannya Faljir, masih dalam perawatan serius di RSU Abdul Moeloek. Pemuda ini sekarat dengan kondisi babak belur. Sedangkan pelaku lainnya yakni Yosep, lebih beruntung. Pemuda berusia 22 tahun ini hanya menderita luka dibagian wajahnya.
http://www.indosiar.com/patroli/tiga-begal-motor-dihakimi-massa-1-tewas-dan-2-sekarat_68505.html (2 Maret 2015. 20:24).
- - - -
Sedikit Tinjauan Teori Sosial Kritis.
Beberapa kritik teori sosial kritis atas teori Positivisme antara lain, pendekatan positivisme dikritik karena cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah, sementara teori kritis lebih menyukai atau memusatkan perhatian pada aktifitas manusia maupun pada cara-cara aktifitas tersebut memengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Sementara kritik teori kritis atas Sosiologi mapan dianggap hanya menerima status quo. Aliran kritis berpandangan bahwa Sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut teori kritis, Sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. [4]
Teori kritis melontarkan kritik pedas atas apa yang disebut sebagai "industri kultural", yaitu struktur yang dirasionalkan dan dibirokratiskan (misalnya, jaringan media masa, jaringan televisi dan informasi publik lainnya), yang hari ini mengendalikan kultur masyarakat moderen. Industri kultur menghasilkan apa yang secara konvensional disebut "kultur massa" yang didevinisikan sebagai kulture yang diatur... tak spontan, dimaterialkan, dan palsu, bukan ketimbang sesuatu yang nyata. Ada dua hal yang paling dicemaskan oleh pemikiran kritis mengenai industri kultural ini. Pertama, mereka menghawatirkan mengenai kepalsuannya. mereka membayangkan sebagai sekumpulan paket gagasan yang diproduksi secara masal dan disebarkan ke tengah-tengah massa melalui media. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas dan membius dari industri kultur terhadap rakyat. [5]
Sehingga teori sosial kritis pada dasarnya mampu menangkap fenomena sosial apa dibalik kemapanan sosial, keteraturan sosial dan produksi wacana-wana maindstream discourseatau wacana arus utama yang ada ditengah-tengah masyarakat. Teori sosial kritis juga memberikan sebuah gambaran besar kepada kita, bahwa realitas sosial bukanlah sesuatu yang terpisah-pisah, bersifat parsial, sepotong-potong dan seolah independen hanya berlangsung pada dirinya sendiri masing-masing. Akan tetapi teori sosial kritis dalam cara pandangnya bersifat holistik atau menyeluruh, berbagai peristiwa sosial dalam berbagai bidang saling terhubung, saling mempengaruhi dan juga yang terpenting selalu mengaitkan dengan relasi struktur, relasi power atau kekuasaan. Selain itu Teori kritis juga berusaha memetakan bagaimana posisi kepentingan orang banyak sejatinya berada, dalam relasi-relasi sosial tersebut, untuk memberikan prespektif perubahan yang lebih baik bagi tatanan sosial dalam masyarakat kontemporer sehari-hari.
- - - -