Mohon tunggu...
Lucas Dwi Hartanto
Lucas Dwi Hartanto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mahasisa Program Magister Sosiologi, Universitas Muhamadiyah malang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyingkap Fenomena "Teror" Begal Motor di Jakarta, Dalam Pandangan Teori Sosial Kritis, Sebuah Pengantar.

8 Maret 2015   12:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Situasi masa rakyat dikalangan bawah saat itu sering dikatakan sebagai situasi Chaossecara sosial, dimana aturan-aturan negara, hukum, norma-norma, nilai-nilai yang berlaku didalam masyarakat tidaklah berjalan sebagaimana situasi sosial dalam "kondisi normal" seperti masa-masa sebelumnya. Pemerintahan Orde baru selama masa kekuasaannya, hanya berorientasi pada tatanan sosial masyarakat berdasarkan Rust and order atau pendekatan Negara yang mengedepankan keamanan dan ketertiban, demi menjamin keberlangsungan eksplotasi modal [3] semata.

- - - -

Efek Pemberitaan Media Tentang Fenomena Sosial "Teror" Begal Motor di Jakarta.

Dampak atau efek sosial dari fenomena begal motor beberapa hari ini semakin terasa "kengerian"-nya ditengah masyarakat, jika kita saksikan liputan diberbagai  media masa beberapa minggu ini, apakah itu media cetak berupa surat kabar (koran dan majalah), atau sajian dalam berbagai pemberitaan dimedia Online, maupun tayangan pemberitaan di berbagai stasiun televisi.

Disisi lain, warga masyarakat yang mengalami korban langsung dari tindak kriminal begal motor ini tentunya punya pengalam dan cerita ngeri tersendiri. Begitupun masyarakat luas yang tidak mengalami korban langsung, yang hanya membaca dan melihat dari beberapa media juga tak kalah merasakan suasana was-was, takut, merasa tidak aman dan merasakan efek "teror" sosial berupa kengerian secara kolektif (baca: bersama-sama).

Sementara reaksi warga masyarakat disekitar lokasi pembegalan motor juga tak kalah mengerikan secara sosial, warga masyarakat yang mendapati atau menangkap pelaku pembegalan motor ini, secara sepontan melakukan tindakan eksekusi langsung (baca: penghakiman masa) terhadap para pelaku yang tertangkap tangan, seperti mengeroyok dan memukuli pelaku hingga babak belur, bahkan hingga meninggal ditempat kejadian jika tidak segera dilerai oleh Polisi. Bahkan lebih jauh, tindakan masa yang tak kalah mengerikan adalah membakar hidup-hidup pelaku pembegalan motor yang tertangkap di lokasi kejadian.

Berikut beberapa judul dan kutipan dari pemberitaan beberapa media massa di Jakarta, narasi liputan media ini mungkin bisa menggambarkan kejadian yang begitu dramatis dilapangan beserta efek kengeriannya secara sosial dalam konteks realitas kehidupan kita sehari-hari :

- - - -

Aksi Begal Menebar Teror.

Polda Metro Jaya mengakui 13 wilayah di Ibu Kota rawan aksi perampokan sepeda motor. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan pola perampokan sepeda motor akhir-akhir ini lebih kejam daripada sebelumnya.

http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/3416/1/aksi.begal.menebar.teror (2 Maret 2015. 20:08).

- - - -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun