"Uangnya dari mana Pak?" Tanya Mas Karno penasaran.
Sambil sarapan berdua Dullah dan Mas Karno ngobrol bagaimana supaya Mas Karno bisa pergi haji dalam waktu cepat. Selesai makan, Dullah memberikan instruksi.
"Mas, mulai besok saya akan jadikan Mas Karno pengusaha, bukan abang becak lagi. Nih, saya modalin sejuta. Besok pagi habis subuh belanja kue-kue basah di pasar. Mas Karno beli yang harganya 500 perak per buah. Nah, berarti dapet 2000 kue kan?"
"Bawalah kue-kue itu ke kantin-kantin kampus dan kantin sekolah, ikut titip jual. Bilang ke penjual kue ini 1000 harganya. Nanti penjual kue boleh jual 2000 per buah. Jadi penjual kue untung 1000, Mas Karno untung 500 rupiah saja per kue. Berarti Mas Karno untung 1 juta per hari kalau semuanya laku. Karena Sabtu dan Minggu kampus libur, berarti Mas Karno dapet 20 sampai 22 juta perbulan. Yang 5 juta boleh pakai buat belanja bulanan keluarga, yang 15-17 juta simpen buat ongkos haji ya. Dalam 6 bulan, Mas Karno sama istri bisa punya ongkos haji sendiri."
"Jangan lupa ya, pagi belanja kue habis subuh terus anterin ke kantin beberapa kampus dan sekolah. Sorenya Mas Karno ambil uangnya dari kantin-kantin itu. Begitu yang harus dilakukan Mas Karno. Di luar itu monggo terserah mau narik becak atau mau memperbanyak ibadah terserah Mas Karno. Tapi kalau bisa, bantu usaha Mas Karno dengan cara memperbanyak ibadah, meminta kepada Yang Maha Kaya, jangan kepada orang kaya. Biar usaha Mas Karno lancar. Ini nomor telepon saya, nanti kalau sudah laku dalam sebulan, Mas Karno telepon saya. Saya akan kasih tahu selanjutnya apa yang harus dikerjakan supaya Mas Karno benar-benar jadi pengusaha." Dullah panjang lebar memberi arahan.
Besok paginya, Mas Karno memulai hidup barunya.
Jam 02:00 mas Karno sudah ada di Pasar belanja kue-kue basah seperti yang diajarkan Dullah. Dengan semangat menggebu Mas Karno memilih kue-kue yang kemungkinan paling disukai anak-anak sekolah. Tak sampai satu jam pekerjaan memilih kue dibereskannya.
Pulang belanja, dia selalu mampir Sholat subuh di mesjid biasanya sebelum menyebarkan kue-kue jualannya ke kantin-kantin sekolah dan kampus.
Lalu, sebulan kemudian, Mas Karno telepon Dullah.
"Assalamu'alaikum Pak Dullah. Alhamdulillah berkat bantuan dan doa Pak Dullah usaha saya berhasil. Kue-kue itu laku terus. Dari 12 kantin yang saya ajak kerjasama, semua dagangannya laris terus. Kalau ada sisa, paling hanya beberapa saja. Itu pun saya bawa pulang untuk dimakan di rumah. Kadang-kadang saya bagikan ke teman-teman tukang becak. Tapi tidak pernah banyak. Cuma sedikit! Hasilnya sebulan kemarin 21 juta Pak! Allahu Akbar!!! Saya harus berterima kasih bagaimana Pak?" Mas Karno menceritakan keberhasilan usahanya kepada Dullah sambil terisak nangis.
"Alhamdulillah Mas Karno, saya seneng dengernya..."