Perlu satu generasi yang memiliki wawasan lebih terbuka tak terkungkung oleh kebekuan berpikir (jumud), untuk melepaskan diri dari belenggu tafsir yang dianggap sakral. Menyalahi tafsir berarti menyalahi ayat, padahal sejatinya banyak sekali ayat Al-Qur'an yang menghendaki umatnya untuk mengoptimalkan akal pikirannya.
Oleh karena itu ke depannya kaum muslimin diharapkan mampu mengakomodir tafsir-tafsir baru sesuai dengan ilmu pengetahuan yang senantiasa dinamis.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!