Perlu satu generasi yang memiliki wawasan lebih terbuka tak terkungkung oleh kebekuan berpikir (jumud), untuk melepaskan diri dari belenggu tafsir yang dianggap sakral. Menyalahi tafsir berarti menyalahi ayat, padahal sejatinya banyak sekali ayat Al-Qur'an yang menghendaki umatnya untuk mengoptimalkan akal pikirannya.
Oleh karena itu ke depannya kaum muslimin diharapkan mampu mengakomodir tafsir-tafsir baru sesuai dengan ilmu pengetahuan yang senantiasa dinamis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!