Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Benarkah Manusia Berasal dari Jiwa yang Satu Yaitu Adam

12 Juni 2023   18:06 Diperbarui: 12 Juni 2023   18:15 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulit sekali nampaknya menyatukan dua pendapat berbeda dalam satu persepsi yang sama. Kaum agamawan tetap berpegang bahwa manusia pertama penghuni bumi adalah Adam As. karena didukung dengan dalil-dalil syar'i yang ditafsirkan sedemikian rupa.

Sementara para ilmuwan (arkeolog, antropolog), mereka menemukan sesuatu yang baru sekaligus menjawab berbagai misteri tentang kehidupan manusia.

Penemuan mereka tentang fosil manusia purba seolah menghentak tafsir agama yang selama ini telah diyakini kaum agamawan, dalam hal ini agama Islam.

Namun sejatinya tafsir adalah cabang ilmu yang dinamis dan memang seharusnya demikian.

Tafsir di masa lalu dan tempat yang berbeda, tidak mungkin relevan untuk diterapkan di waktu dan tempat yang berbeda pula.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, menuntut reinterpretasi kaku terhadap ayat-ayat yang mubham (samar).

Reinterpretasi baru tidak akan merubah esensi dari maksud ayat, bahkan lebih mendekati relevansinya.

Karena sejatinya agama Islam adalah agama yang berkesesuaian dengan keadaan zaman hingga berakhirnya zaman.

Kemampuan otak manusia yang semakin cerdas mampu menangkap sinyal-sinyal atau isyarat yang terdapat dalam ayat Al-Qur'an, kemudian menerjemahkannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kuasai. Maka lahirlah apa yang dinamakan dengan tafsir kontemporer.

Pun demikian, saat para arkeolog dan antropolog menemukan hal yang baru tentang manusia purba penghuni bumi, maka tafsir ayat 30 surat al-Baqarah dan al-An'am ayat 98 mengalami pergeseran pemahaman secara signifikan.

Tidak mudah bagi kaum muslimin yang sudah memiliki pemahaman konservatif untuk menerima tafsir baru dari suatu ayat termasuk ayat-ayat di atas. Takut dicap liberal atau bahkan murtad karena salah dalam menafsirkan ayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun