Kepribadian seseorang masih terus berkembang, sehingga kepribadian ambang menjadi teratasi atau tidak tergantung pilihan penderitanya.
***
Referensi:
American Psychiatric Assosiation (APA). 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5). Washington, DC: APA Publising
Hamidah; Sari, NLKR; Marheni, Adijati. 2020. Dinamika Psikologis Individu dengan Gangguan Kepribadian Ambang. Jurnal Psikologi Udayana Vol. 7, No. 2 H. 16-23.
Kusumawardhni, A; Andri. 2007. Neurobiologi Gangguan Kepribadian Ambang: Pendekatan Biologis Perilaku Impulsif dan Agresif. Majalah Kedokteran Indonesia Vol. 54 No. 4.
Wibhowo, Christine; Andromeda, Klara; Santoso, Justina Grasellya. 2019. Trauma Masa Anak, Hubungan Romantis dan Kepribadian Ambang: Jurnal Psikologi Vol. 46 No. 1 Hal. 63-71.
Wibhowo, Christine. 2019. Faktor Penyebab Kepribadian Ambang. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Wibhowo, Christine; Retnowati, Sofia; Hasanat, Nida. 2018. Social Support, Age and Borderline Personality: Jurnal Psikodimensia Vol. 17 No. 2.
Raharja, Tommy; Jusup, Innawati. 2021. Pasien Depresi dengan Gangguan Kepribadian Borderline yang Mendapatkan Terapi Psikofarmaka dan Psikoterapi Psikodinamik. Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa Vol. 3 No. 1.
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development Jilid 2. Jakarta : Erlangga