Dalam DSM-5 (American Psychiatric Association, 2013) Borderline Personality Disorder didefinisikan sebagai suatu gangguan dengan kriteria sebagai berikut:
Memiliki perasaan takut jika ditinggalkan; pola hubungan interpersonal yang tidak stabil; mengalami kebingungan identitas diri; impulsivitas; perilaku, isyarat atau ancaman bunuh diri yang sering atau perilaku melukai diri; afek yang tidak stabil; perasaan kosong yang kronis; kesulitan untuk mengendalikan amarah, amarah tidak terkendali; ide paranoid yang terkait dengan stres dan gejala disosiatif.Â
Penegakan diagnosa untuk Borderline Personality Disorder paling sedikit memiliki 5 gejala dari 9 kriteria yang sudah disebutkan diatas, dan diagnosa ini baru bisa ditegakan apabila orang tersebut sudah mencapai usia 18 tahun, setelah seseorang melewati masa remaja dan memasuki fase dewasa awal.
Menurut Halgin dan Whitebourne (dalam Suprapto, 2014, h.1-2) seseorang dengan Borderline Personality Disorder seringkali mengalami kebingungan terhadap identitas dan konsep dirinya.Â
Mereka tidak memahami apa yang menjadi makna hidupnya, apa yang mereka suka, apa yang menjadi tujuan hidupnya sehingga penderita dapat dengan mudah mengubah rencana, tipe teman, bahkan prinsip hidup. Kondisi ini yang akan mengakibatkan penderita merasakan hidupnya kosong.
Seorang wanita berusia 21 tahun, dibawa oleh temanya ke IGD karena overdosis, sebut saja namanya Binar. Binar bercerita jika ia merasa sangat gelisah, sehingga ia meminum obat yang diberikan oleh psikiater dalam dosis besar.Â
Binar merasa bingung, gelisah, kosong, hampa, kesepian, ia punya banyak teman tetapi ia merasa seperti sendiri. Binar menyadari bahwa dirinya punya banyak teman, tetapi ia seperti tidak ada yang memahami dirinya dan merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya. Binar jmengatakan semua orang disekitarnya sebetulnya baik dengan dirinya.Â
Teman baik dan peduli, keluarga juga peduli dengan dirinya. Binar merasa jika itu dilakukan karena hal tersebut kewajiban sebagai saudara dan teman. Tetapi ia merasa tetap kosong, tidak mengerti apa yang diinginkan. Ia merasa tidak memahami arti bahagia, bagaimana bisa bahagia dan apa yang membuat dirinya bahagia.
Binar bercerita jika orang disekitarnya selalu nyaman dengan dirinya. Ia adalah sosok yang selalu bahagia, tipe-tipe people pleasure dan melakukan sesuai harapan orang disekitarnya. Ia melakukan karena ia tidak ingin mengecewakan orang-orang disekitar dirinya.
Sejak kecil ia tinggal bersama dengan nenek dan kakeknya. Orang dikarenakan kedua orangtua berpisah ia diasuh oleh kakek dan neneknya.
Binar menceritakan bahwa ia memiliki masalah terkait trust issue. Patah hati pertama yang dialami oleh Binar adalah kemungkinan berawal dari pengalaman masa kecil ketika ia berpisah dengan ibunya.Â