Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bapak Topi Kodok

29 Agustus 2016   20:32 Diperbarui: 29 Agustus 2016   20:45 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemuruh mesin kereta berbunyi kembali. Lamunannya buyar diguncang kereta yang semakin lekas lajunya. Beberapa jenak kemudian Ia tertidur...

***

Keluar dari stasiun, jakarta benar-benar menyambutnya dengan sempurna. Ya sangat sempurna. Betapa rindunya Ia dengan suasana seperti ini, kemacetan,pengemis di pinggir jalan, debu, dan masih banyak lagi. Rumah makan sederhana yang berada di seberang jalan stasiun itu menjadi tempat menunggunya, ayahnya akan menjemput seperti yang sudah mereka sepakati dalam komunikasi telepon genggam. Sudah satu piring nasi goreng dan satu gelas es teh habis Ia telan, namun ayahnya belum kunjung datang.

Hingga tiba-tiba seorang perempuan muda yang nampaknya seumuran dengan pelayan rumah makan itu datang membuka pintu rumah makan. Perempuan berambut panjang sedikit ikal itu melambaikan tangan untuknya, dan menegurnya dari muka pintu. Mengapa orang menyebalkan ini yang datang?!! dalam benak Ia bicara. Lantas  perempuan itu berjalan mendekatinya. Ia malah mematung di kursi makan seraya melototi gambar setangkai mawar merah pada kaos  perempuan itu. Kemudian mereka pun beradu dalam suatu percakapan kecil.

”Hei...apa yang sedang kau pikirkan ?! ayah dan ibu menunggu di mobil”

" aahh..baik baik..ee..baju milik siapa yang kau pakai itu  ?"

"Bicara apa kau ini...yang ada dibadanku ya milik siapa lagi kalau bukan punyaku?! Sudah ayo cepat "

" . . ....."

   21 April 2012  

 Marendra Agung 

TentangNaskah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun