Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tanda-tanda Sudah Menjadi Orangtua yang "Bullying" untuk Anak

30 Juli 2022   20:14 Diperbarui: 30 Juli 2022   20:14 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan anak. Foto: Shutterstock via Kompas.com

Dengan kata lain, bisa saja terjadi orangtua juga secara tak langsung menjadi pelaku bullying pada anaknya sendiri. Efeknya, anak juga meniru hal yang sama dan melakukannya dengan teman-temannya.

Hemat saya, tanda-tanda orangtua menjadi pelaku bullying bisa nampak pada tiga hal berikut:

Pertama, Orangtua suka mengolok anak.

Saya ingat tetangga kami yang mengolok anaknya dengan sebutan "Datuk Maringgih." Sosok Datuk Maringgih adalah salah satu tokoh dari sinetron Siti Nurbaya yang hits di kampung kami dan ditayangkan pada tahun 90-an.

Postur tinggi dan kurus Datuk Maringgih menjadi bahan olokan. Kebetulan tetangga kami ini juga berpostur tinggi dan kurus. Karena kesamaan postur yang sama, orangtuanya memanggilnya dengan sebutan Datuk Maringgih.

Tetangga juga memanggil nama yang sama. Dia sebenarnya tidak menyukainya.
Hal itu terlihat ketika dia sudah masuk SMP, di mana dia sangat marah ketika ada temannya yang memanggil dengan sebutan Datuk Maringgih. 

Bahkan dia berkelahi dan melakukan kekerasan kepada siapa saja yang memanggil dengan sebutan itu.

Contoh seperti ini menjadi bahan pelajaran untuk setiap orangtua. Mengolok anak dengan sebutan atau panggilan tertentu bukanlah hal yang menyenangkan, tetapi itu menjadi hal yang menyakitkan dan membuat anak untuk melakukan pada orang lain.

Kedua, Orangtua suka membuat perbandingan anak di antara saudara atau dengan anak-anak lain.

Perbandingan kerap menimbulkan beban batin. Terlebih khusus apabila perbandingan itu lebih mengunggulkan anak lain daripada anak sendiri.

Karena ini, anak merasa diri tak diterima dalam keluarga dan bisa kehilangan kepercayaan diri. Situasi ini bisa membangkitkan pemberontakan pada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun