Tingkah laku kita berkaitan erat dari latar belakang tertentu dan pengalaman masa lalu. Barangkali latar belakang yang paling mendasar itu adalah linkup keluarga.
Di keluarga, kita memulai petualangan hidup. Pelbagai pengalaman kita alami dan rekam hingga membentuk karakter tertentu. Â
Untuk itu, setiap kali kita hendak menilai tingkah laku seseorang, kita perlu mengecek dan mengevaluasi latar belakang orang itu dan juga pengalaman masa lalu yang melingkupinya, terlebih khusus di lingkup keluarga.
Seorang teman kerja, sebut saja Mark, selalu mempunyai masalah dengan rekan kerjanya. Sebab utamanya adalah Mark dipandang sebagai pribadi yang kerap melakukan perundungan  atau bullying untuk rekan kerjanya.
Perbuatan bullying-nya itu menyata lewat kata-kata menghina dan merendahkan. Bahkan untuk urusan sepeleh saja, dia tak jarang mengeluarkan kata-kata  kasar dan menghina walaupun itu dilakukan di depan banyak orang.
Setelah ditelusuri, tingkah lakunya itu berkaitan dengan pengalamannya sewaktu masih berada di Sekolah Menengah Pertama. Dia adalah korban perundungan.
Menurut teman dekatnya, sewaktu SMP dia kerap menjadi bahan olokan dari kakak-kakak tingkat dan teman sekelasnya. Situasi ini ternyata menimbulkan luka batin dan membentuknya sebagai pribadi yang mau membalas pengalaman masa lalu dengan melakukannya pada orang lain.
Belum lagi situasi di keluarganya, di mana ayahnya dikenal sebagai pribadi yang keras. Karena bentuk fisik Mark agak berbeda dari saudara-saudaranya, dia pun dipanggil bukan dengan nama yang sebenarnya, tetapi dengan ciri fisik yang dimilikinya.
Hal yang sama, hemat saya, juga terjadi dari pelaku perundungan, terlebih khusus anak-anak. Perbuatan mereka bisa dicek dari keluarga mereka dan pengalaman masa lalu. Â
Situasi keluarga, termasuk perlakuan orangtua pada anak juga bisa menjadi salah satu sebab dari perbuatan perundungan yang dilakukan oleh seorang anak.