Wasikan tersenyum. Lalu mempersilahkan Cintiya masuk ke dalam ruang tamunya. "Sepatunya nggak usah dilepas. Pakai saja," ucap Wasikan. Cintiya menolaknya.
"Sudah dengar Mbah Murtiningsih meninggal, mbah?" kata Cintiya membuka pembicaraan.
"Sudah. Aku sudah mendengarnya. Itu karena pikirannya stress," jawab Wasikan.
"Kalau aku kan tidak mudah stress pikirannya," sambungnya.
Cintiya menunjukkan video dan foto kondisi saat Mbah Murtiningsih meninggal kepada Mbah Wasikan. Ada air mata di mata lelaki 83 tahun itu.Air mata yang sama saat istrinya meninggal sebelum gempa Yogyakarta 2006, silam.
Di Kabupaten Gunung Kidul, bunuh diri dengan cara gantung diri memang terbilang tinggi untuk wilayah Yogyakarta.
Berdasarkan data, setiap tahun ada sekitar 25-30 kejadian gantung diri, dan 39 persennya kelompok lanjut usia. Kelompok rentan yang kerap dilupakan keberadaannya.
Angin bertiup tipis. Matahari mulai menuju peraduannya. Cintiya dan dan teman-temannya undur diri, meninggalkan rumah berdinding dan beratap rumbia milik Wasikan. Meninggalkan Kebun Kayu Putih milik Pehutani yang tandus itu.
Wasikan hanya bisa menatap kepergian tamu-tamunya itu. Tamu yang setiap sepekan sekali mengunjungi dirinya yang tak memiliki sanak saudara itu. Tamu yang perduli dengan keadaan dan kesehatan mental dirinya.
***
Malam di Gunung Kidul terbilang panas. Wilayah yang sebagian berupa perbukitan dan pegunungan kapur atau bagian dari Pegunungan Sewu ini dikenal tandus dan sering mengalami kekeringan.