Indikator yang paling terlihat yaitu Utang Pemerintah  tidak pernah melewati 60% dari tingkat Pendapatan Domestik Bruto, selain itu Kebijakan Bank Indonesia yang cenderung tidak terlalu sering menaikkan tingkat suku bunga pun menjadi alasan mengapa perekonomian Indonesia cenderung stabil.
Indikator-indikator Pasar Keuangan Indonesia juga masih tergolong stabil. Jenis-jenis indikator yang dimaksud adalah berkaitan tentang kualitas kredit seperti atau pembiayaan seperti (NPL dan NPF), Permodalan, maupun likuiditas.Â
Indikator NPL dan NPF tidak pernah melewati batas psikologis, dan cenderung berada di sekitar 3%, kemudian Capital Adequacy Ratio (CAR) dari perbankan pun terjaga di angka 20%, begitupun indikator untuk Industri  Asuransi seperti Risk Based Capital (RBC) yang sudah memenuhi threshold nya masing-masing.Â
Terakhir, Sisi Likuiditas pun sudah dapat dikatakan aman, karena Sistem Keuangan di Indonesia memenuhi batas-batas likuiditas yang dipersyaratkan, seperti Rasio alat likuid perbankan terhadap non core deposit berada diatas 50%, dan juga Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga pun tidak pernah dibawah 10%.Â
KesimpulanÂ
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Krisis Ekonomi Negara Srilanka saat ini merupakan krisis yang bermula dari lemahnya fundamental negara yang sudah berlangsung sejak merdeka yang kemudian diperparah dengan adanya Gejolak yang terjadi di dunia seperti Pandemi Covid-19 dan juga Perang Rusia- Ukraina.Â
Sayangnya hal ini tidak dapat ditanggulangi pemerintah. Beberapa Kebijakan dari pemerintah Srilanka justru menghantarkan Srilanka ke jurang kebangkrutan.Â
Untuk Indonesia sendiri, sebelum pandemi datang Indonesia memang berada diposisi yang sebaik-baiknya, hal ini jugalah yang membuat kita bisa bertahan untuk menghadapi gejolak global yang terjadi.Â
Namun, bukan berarti kita harus menurunkan kewaspadaan kita, langkah nyata dalam pengambilan keputusan yang bijak menghadapi gejolak yang terjadi menjadi kunci penting bagi kelangsungan negara kita,Â
Seluruh pihak harus bisa beradaptasi dengan kondisi pasar global saat ini, begitu juga dengan pemerintah diharapkan dapat mengatur pengeluarannya khususnya terkait dengan pajak dan subsidi. Dan yang tak ketinggalan penting  yaitu menjaga kestabilan politik, Dimasa sulit seperti ini pejabat negara sangat dibutuhkan tangannya untuk membantu masyarakat, jangan sampai terdapat oknum-oknum semata yang justru memanfaatkan hal ini untuk kepentingan pribadi atau golongan
Daftar Pustaka