Mohon tunggu...
DNA Hipotesa
DNA Hipotesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Ekonomi oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi IPB University

Discussion and Analysis (DNA) merupakan sebuah divisi di Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (Hipotesa) yang berada di bawah naungan Departemen Ilmu Ekonomi, FEM, IPB University. As written in the name, we are here to produce valuable analysis of the economy, while building a home for healthy economic discussions. All of this is aimed to build critical thinking which is paramount in building a brighter future for our economy.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar dari Bangkutnya Negara Srilanka: Akankah Indonesia Mengikuti Jejaknya?

31 Juli 2022   18:44 Diperbarui: 31 Juli 2022   19:04 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Produk Domestik Bruto Indonesia saat ini mampu menembus US$1 triliun, dibandingkan dengan Sri Lanka yang berkisar di US$80 miliar. Selain itu, saat Indonesia mengalami krisis yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008, Sri Lanka justru tidak mengalami krisis ekonomi. 

Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan oleh Didik, ia menilai tidak ada hubungan langsung antara Indonesia dan Sri Lanka. Namun, ia mengatakan bahwa terdapat kesamaan antara Indonesia dan Sri Lanka, salah satunya adalah pemerintahannya yang mengerahkan subsidi secara besar-besaran dan potensi resesi di Indonesia bisa terjadi jika kondisi politik yang tidak stabil dan krisis harga, tetapi hal ini dapat dikendalikan dengan cara mengorbankan banyak hal.

Ekonom lainnya juga memberikan pandangan terhadap kejadian ini. Piter Abdullah selaku Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) mengatakan bahwa Indonesia tidak dapat disamakan dengan Sri Lanka, Indonesia mampu ditopang dengan sumber daya alamnya yang berlimpah. 

Berdasarkan analisis yang didapat Piter, kenaikan dari harga komoditas yang merupakan beban beberapa negara justru menjadi berkah bagi Indonesia. "Penerimaan pemerintah mencatat kenaikan yang cukup signifikan dalam periode booming harga komoditas dan hal ini tidak dialami oleh Sri Lanka," ujar Piter. 

Ia juga menambahkan alasan bahwa Indonesia tidak akan mengikuti jejak dari Sri Lanka, karena perekonomian Indonesia cukup kokoh dan mampu ditopang oleh Badan Usaha Milik Negara dan Swasta Nasional. Selain itu, ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki kebijakan fiskal dan moneter yang dapat terencana dengan baik, hal ini dapat dilihat dari disiplin fiskal dan utang pemerintah yang tidak melewati batas 60% PDB.

Selain pandangan dari kedua ekonom tersebut, Chief Economist PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia memiliki kemungkinan yang kecil untuk mengalami resesi saat ini. Namun ia juga meminta agar tetap waspada terkait ancaman resesi di di tengah ketidakpastian ini.

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa krisis yang dialami Sri lanka dapat dikatakan sangat mengkhawatirkan karena proses krisis yang dialaminya merupakan gabungan dari beberapa kejadian, namun untuk kasus Indonesia dapat  berbeda dengan apa yang dialami Sri Lanka dan posisi Indonesia dapat dikatakan relatif lebih aman. 

Hal tersebut karena Indonesia mempunyai banyak Sumber daya alam yang melimpah. Booming komoditas yang terjadi akhir-akhir ini tentunya sangat menguntungkan bagi Indonesia, karena Penerimaan Negara turut meningkat secara siginifikan, dan hal tersebut tidak terjadi di Sri Lanka.

Faktor selanjutnya yang membuat Perekonomian Indonesia yang kokoh adalah faktor Badan Usaha baik BUMN maupun swasta, yang kinerja perusahaan masih tergolong baik dan menghasilkan output nasional yang cukup besar. 

Faktor Kualitas kebijakan yang dihasilkan oleh Pemerintah juga berkontribusi besar terhadap kokohnya perekonomian tersebut, hal ini dapat terlihat dari Kebijakan Moneter dan Fiskal Indonesia yang cukup disiplin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun