tuliskan pola-pola itu untuknya
sudi-kah kau wahai lampu minyak kelapa?
Sebab aku telah tak punya daya
walau aku adalah bundanya
.
Sesaat setelah selesai dendang lirihnya, hujan pun mulai turun. Rintik-rintik yang kecil perlahan digantikan oleh tetes-tetes besar, hujan deras tiba. Ibu beranjak menutup jendela dan pintu lalu mengistirahatkan raganya di sofa.
“Oahmm...,” rasa kantuk menerpa ibu, ia pun tertidur
“....”
“Ibu kenapa terus menerus marah padaku bu?”
“Ah kau ini wanita nak, bukan pria...”
“Maksud ibu?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!