Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen| H.Kartini: Ketika Ibu Marah

21 April 2016   11:40 Diperbarui: 21 April 2016   12:05 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tuliskan pola-pola itu untuknya

sudi-kah kau wahai lampu minyak kelapa?

Sebab aku telah tak punya daya

walau aku adalah bundanya

.

Sesaat setelah selesai dendang lirihnya, hujan pun mulai turun. Rintik-rintik yang kecil perlahan digantikan oleh tetes-tetes besar, hujan deras tiba. Ibu beranjak menutup jendela dan pintu lalu mengistirahatkan raganya di sofa.

“Oahmm...,” rasa kantuk menerpa ibu, ia pun tertidur

“....”

“Ibu kenapa terus menerus marah padaku bu?”

“Ah kau ini wanita nak, bukan pria...”

“Maksud ibu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun