Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen| H.Kartini: Ketika Ibu Marah

21 April 2016   11:40 Diperbarui: 21 April 2016   12:05 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

Siang yang mendung, dedaunan yang berada di halaman depan rumah nampak kehitaman diterpa angin dingin beraroma air. Jam dinding menunjukkan pukul duabelas lebih delapan menit, ibu nampak asyik menjahit baju-baju pesanan dari pelanggan setianya. Udara dingin yang bertiup tak menciutkan semangatnya untuk menyelesaikan pesanan yang mulai menumpuk.

“Drdrdrdrdrrr...” bunyi mesin jahit

Wajah ibu nampak bersemu merah menahan dingin yang menyambar-nyambar dari balik jendela ruang kerjanya. Diambilnya sebatang jarum jahit untuk menggantikan yang telah usang pagi tadi.

“Diam... diamlah jiwaku...” sambil memasang jarum jahit ia bersenandung kecil

“….

Biaskan bayangmu padaku lampu-lampu minyak

sebab tak ada lagi rasa yang ia punyai

seperti kerdil pohon kelapa di halaman rumah kakak

tak hendak belajar namun selalu saja berbangga hati...”

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun