Mohon tunggu...
Diyarilma Anggun Ratu Innayah
Diyarilma Anggun Ratu Innayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010203

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E, Ak, M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia, Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

21 November 2024   21:52 Diperbarui: 21 November 2024   21:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Klitgaard menjelaskan bahwa korupsi cenderung terjadi ketika individu atau kelompok memiliki monopoli atas sumber daya, memiliki kebebasan untuk membuat keputusan tanpa pengawasan yang memadai, dan tidak dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka. Oleh karena itu, untuk meminimalkan korupsi, ia menyarankan untuk:

  1. Mengurangi monopoli.
  2. Membatasi diskresi.
  3. Meningkatkan akuntabilitas.

Buku Controlling Corruption (1988) adalah salah satu karya Klitgaard yang paling berpengaruh. Dalam buku ini, ia mengkaji berbagai kasus korupsi di seluruh dunia dan memberikan panduan praktis untuk pemerintah dalam mencegah korupsi. Pendekatan ini banyak digunakan di negara-negara berkembang, termasuk di Asia dan Afrika, sebagai kerangka kerja reformasi tata kelola pemerintahan.

Jack Bologna: Pelopor Audit dan Investigasi Kecurangan

Jack Bologna adalah seorang ahli audit forensik, pendeteksi penipuan (fraud), dan penulis terkenal yang mengembangkan teori dan kerangka kerja untuk memahami penyebab kecurangan, termasuk korupsi. Ia memiliki latar belakang di bidang akuntansi, manajemen risiko, dan hukum.

Jack Bologna memiliki pengalaman bertahun-tahun sebagai auditor forensik dan konsultan anti-kecurangan. Ia memberikan pelatihan kepada auditor, akuntan, dan penyelidik dalam mendeteksi serta mencegah kecurangan di sektor publik dan swasta. Bologna juga merupakan salah satu pelopor dalam pengembangan disiplin fraud auditing (audit kecurangan) yang kini menjadi bagian penting dari tata kelola korporasi.

Konsep Utama: Fraud Triangle dan GONE Theory

  1. Fraud Triangle (Segitiga Kecurangan)
    Fraud Triangle adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh Donald Cressey dan kemudian dipopulerkan oleh Jack Bologna dalam konteks deteksi kecurangan. Tiga elemen utama dalam segitiga ini adalah:
    • Tekanan: Dorongan atau situasi yang memaksa seseorang untuk melakukan kecurangan, seperti utang atau kebutuhan finansial mendesak.
    • Kesempatan: Situasi di mana sistem atau pengawasan lemah, sehingga kecurangan dapat dilakukan tanpa risiko besar.
    • Rasionalisasi: Proses di mana pelaku meyakinkan dirinya sendiri bahwa tindakan tersebut dapat diterima atau tidak salah.

Bologna mengintegrasikan Fraud Triangle dalam pelatihan investigasi kecurangan untuk membantu organisasi memahami akar penyebab dan pola kecurangan yang terjadi.

Modul Prof. Apollo
Modul Prof. Apollo
  1. GONE Theory
    Bologna juga dikenal melalui pengembangan GONE Theory, yang menjelaskan empat elemen penyebab kecurangan:
    • Greed (Keserakahan): Dorongan untuk memperoleh kekayaan atau keuntungan lebih banyak dari yang dibutuhkan.
    • Opportunity (Kesempatan): Peluang yang memungkinkan pelaku untuk memanfaatkan celah dalam sistem atau pengawasan.
    • Need (Kebutuhan): Situasi di mana pelaku merasa perlu memenuhi kebutuhan tertentu, baik finansial maupun non-finansial.
    • Exposure (Paparan atau Risiko Terungkap): Kemampuan sistem untuk mendeteksi dan menghukum kecurangan. Paparan yang rendah sering kali mendorong pelaku untuk mencoba tindakan korupsi.

Jack Bologna berkontribusi besar dalam pengembangan praktik audit forensik dan pencegahan kecurangan. Karya-karyanya, seperti Fraud Auditing and Forensic Accounting, menjadi panduan standar bagi para auditor dan penyelidik di seluruh dunia. Ia memberikan kerangka praktis untuk menganalisis pola kecurangan di berbagai sektor, termasuk korupsi di sektor publik.

Robert Klitgaard dan Jack Bologna memberikan wawasan yang sangat berharga dalam memahami dan memerangi korupsi. Klitgaard berfokus pada aspek struktural melalui rumus CDMA, yang menekankan pentingnya reformasi sistemik untuk mengurangi korupsi. Di sisi lain, Bologna memberikan pendekatan operasional melalui Fraud Triangle dan GONE Theory, yang membantu mendeteksi dan mencegah kecurangan pada tingkat individu dan organisasi. Dengan mengintegrasikan kedua pendekatan ini, Indonesia dapat mengembangkan strategi yang lebih komprehensif untuk melawan korupsi, baik di sektor publik maupun swasta.

Definisi Korupsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun