"Mas Adam, nggak enak dilihat Maria. Nanti dipikirnya kita ada apa-apa."
"Iya betul. Sepertinya kamu berdua terlalu akrab," ujar Maria.
"Aku memang akrab banget sama dia. Rumah kami di kampung juga cuma sebelahan saja. Orang tua kami juga saling mengenal. Meskipun aku pendatang baru di kampung Sarah. Jadi tidak masalah diantara kami."
Aku mengurungkan niatku untuk meninggalkan Adam. Melanjutkan obrolan, hingga satu jam kemudian, melirik jam yang menghiasi pergelangan tanganku. Adam menatapku, dan mengangguk seakan tahu jika aku ingin menyudahi waktu ini bersamanya.
Adam berpamitan pada Maria, dan mengantarku sampai ke mobil. Dia berpesan akan telepon, jika aku sudah sampai di rumah kontrakan.
Aku mengangguk tanda setuju, tidak mau berdebat lagi dengan Adam. Dia melambaikan tangan, demikian juga aku. Kemudian memacu mobilku hingga membelah jalan raya, yang sudah mulai sepi.
Bersambung ....
**
BSB, Â 1 Oktober 2019
Diyah Kalyna
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI