"Halo, Za?" sahutnya.
"Sibuk, ya?" tanya Reza.
"Iya, lumayan. Tadi aku kunjungan ke rumah bumil," jelas Mariana disertai embusan napas. "Mana bumil di sini, pada males periksa lagi," kesalnya ketika mengingat para bumil menyanggah ucapan Bu Ira.
"Sabar, Na,"
"Kamu nggak ngerti sih, gimana kolotnya mereka. Diminta periksa minimal enam kali selama hamil aja susah banget. Kalau kayak gini, kan bidan juga yang susah, Za." Mariana mengeluhkan ibu hamil yang susah diajak kerja sama.
"Kamu tahu, kalau ada apa-apa sama bumil, siapa yang dimintai pertanggungjawaban? Ya, bidan!"
"Bukannya itu emang tugas bidan?" Reza menyela keluhan Mariana.
"Iya, sih."
Mariana tidak dapat mengelak. Semua ini memang tugas bidan. Bukan hanya memeriksa ibu hamil, membantu melahirkan, memeriksa ibu nifas dengan bayinya, dan kb. Bidan juga dituntut untuk mencerdaskan ibu hamil dengan memberikan konseling dan kelas ibu hamil.
***
Mariana sedang bermain ke rumah Rahma. Ia menyeruput teh hangat yang disajikan untuknya. Sebelum akhirnya bertanya, "Kandunganmu udah berapa bulan, Ma?"