Meskipun berada di tempat kecil, perguruan tinggi yang tidak terkenal, anak kecil melakukan aktivitasnya dengan semangat.
Dia mulai mendaftar organisasi dan UKM yang akan diikuti. Dia bertekad akan menjadi lebih baik, meskipun berada di tempat kecil seperti ini.
Sayangnya, seleksi UKM dan organisasi yang dia ikuti gagal. Semuanya.
Tidak ada yang sesuai dengan kemampuannya. Dia tidak memenuhi persyaratan semuanya.
Ketika akhir semester ganjil selesai, IP nya juga biasa-biasa saja. Pas makan.
Di sini, tekadnya mulai pudar.
Anak kecil ini telah gagal. Dia merasa telah gagal.
Dia tidak berhasil naik ke tempat yang diinginkan. Bahkan tidak ada perkembangan yang pantas untuknya. Seberapapun dia berusaha, dia tetap tertinggal.
Kemudian, perasaan jahat itu datang.
Setelah semua kegagalan yang dia alami, dia merasa bahwa laki-laki itu benar. Bahwa siapa dia yang berani menyukai lelaki itu? Siapa dia yang bahkan tidak mampu mendapatkan IP bagus dan membuktikan dirinya?
Anak kecil itu masih menjalani hidup. Tapi tidak ada tekad lagi. Dia tidak mampu membuktikan dirinya. Bahwa dia tidak pantas. Bahwa dia sebaiknya tidak ada. Dia tidak berguna.