Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Guru Cinta Mengajari Makna Cinta Untuk Keluarga Bahagia

8 Oktober 2024   05:25 Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:55 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Askar Abayev: https://www.pexels.com/photo/family-having-picnic-on-terrace-5638612/ 

Perdebatan, kekesalan, bahkan kebencian akan hilang ketika komunikasi sudah disampaikan, selama salah seorang berkomitmen untuk saling menerima tanpa bersikap egois. Salah satu saja menerima, maka selesailah sudah masalah.

2. Quality time

Setiap pasangan harus bisa dan berkomitmen pula untuk menyediakan waktu berkualitas bagi masing-masing. Interaksi aktif selama hidup bersama sangat dibutuhkan pasangan.

Tidak perlu juga harus "healing" keluar kota, namun cukup hal sepele, misalnya nonton TV bersama, memasak, atau sekadar jalan pagi. Intinya, tidak perlu keluar biaya besar untuk mewujudkan hal tersebut, tapi ciptakan rasa nyaman saja yang terpenting.

3. Saling percaya

Bagaimana mungkin suasana harmonis bisa tercapai manakala hidup penuh dengan prasangka dan kecurigaan? Maka di sini pula komunikasi berperan sehingga tidak bikin baperan.

Saling percaya bukan pula serta merta melanggar privacy seseorang, namun apa yang menjadi hal privacy tersebut juga harus mampu dikomunikasikan dengan komitmen tertentu yang disepakati bersama dan dijalani secara konsisten.

4. Berbagi nilai kehidupan

Pernikahan untuk menciptakan sebuah keluarga itu harus disadari merupakan penyatuan dua karakter serta penggabungan dua keluarga besar masing-masing.

Hal ini berpotensi menciptakan malapetaka jika Anda tidak mampu mengelolanya. Terutama terhadap nilai-nilai serta pandangan hidup yang selama ini dianut.

Dengan saling berbagi nilai kehidupan itulah kelak Anda dan pasangan dapat sama-sama menyatukan persepsi demi tujuan bersama di keluarga yang ingin tercipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun