Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Guru Cinta Mengajari Makna Cinta Untuk Keluarga Bahagia

8 Oktober 2024   05:25 Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:55 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Askar Abayev: https://www.pexels.com/photo/family-having-picnic-on-terrace-5638612/ 

Catatan ini berawal ketika saya menemukan postingan status WhatsApp seorang kawan tentang pernikahan dan keluarga bahagia, yang kebetulan ditulisnya dari "versi" sulitnya menggapai hal tersebut.

Dan ternyata memang tidak mudah untuk menciptakan keluarga bahagia yang dalam ajaran Islam dikenal sebagai Sakinah Mawaddah Warahmah.

Namun, tidak mudah bukan berarti sulit dan tidak sama sekali bukan?

Penggalan tulisan unggahan status tadi membuat saya berpikir dan teringat petuah almarhumah mama ketika kerap berdialog tentang cinta serta romantisme seseorang saat menjalin hubungan.

Saya tak ingat betul kapan ia memulainya, tapi berbicara dengannya di teras rumah kami setelah makan malam, atau di saat santai main gitar dan nyanyi bersama, rasanya tak perlu lagi di ingat awalnya karena setiap saat ia tengah mengajari saya cinta.

Mama orang yang penuh cinta dan tanpa saya sadari telah mengajarkan cinta secara nyata, terutama dampaknya terasa di saat ini, saat sudah membina keluarga selama 18 tahun lebih.

Ternyata pula, apa yang saya terima itupun banyak dibahas dalam beberapa artikel saat coba mengonfirmasi, menggali atau sekadar mengkalibrasi ajaran Mama.

Meski belum sempurna, saya telah menemukan apa itu makna cinta di dalam keluarga kecil kami, yang kurang lebih tahapannya dijelaskan berikut ini:

1. Komunikasi

Ini yang menjadi syarat mutlak jika ingin menjaga hubungan harmonis, apapun itu, selama kita berhubungan dengan orang lain, termasuk keluarga tentunya.

Dengan komunikasi Anda bisa saling memahami satu sama lain, karena komunikasi bukan perintah ataupun doktrin, melainkan pembicaraan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Perdebatan, kekesalan, bahkan kebencian akan hilang ketika komunikasi sudah disampaikan, selama salah seorang berkomitmen untuk saling menerima tanpa bersikap egois. Salah satu saja menerima, maka selesailah sudah masalah.

2. Quality time

Setiap pasangan harus bisa dan berkomitmen pula untuk menyediakan waktu berkualitas bagi masing-masing. Interaksi aktif selama hidup bersama sangat dibutuhkan pasangan.

Tidak perlu juga harus "healing" keluar kota, namun cukup hal sepele, misalnya nonton TV bersama, memasak, atau sekadar jalan pagi. Intinya, tidak perlu keluar biaya besar untuk mewujudkan hal tersebut, tapi ciptakan rasa nyaman saja yang terpenting.

3. Saling percaya

Bagaimana mungkin suasana harmonis bisa tercapai manakala hidup penuh dengan prasangka dan kecurigaan? Maka di sini pula komunikasi berperan sehingga tidak bikin baperan.

Saling percaya bukan pula serta merta melanggar privacy seseorang, namun apa yang menjadi hal privacy tersebut juga harus mampu dikomunikasikan dengan komitmen tertentu yang disepakati bersama dan dijalani secara konsisten.

4. Berbagi nilai kehidupan

Pernikahan untuk menciptakan sebuah keluarga itu harus disadari merupakan penyatuan dua karakter serta penggabungan dua keluarga besar masing-masing.

Hal ini berpotensi menciptakan malapetaka jika Anda tidak mampu mengelolanya. Terutama terhadap nilai-nilai serta pandangan hidup yang selama ini dianut.

Dengan saling berbagi nilai kehidupan itulah kelak Anda dan pasangan dapat sama-sama menyatukan persepsi demi tujuan bersama di keluarga yang ingin tercipta.

5. Empati

Rasa empati sangat perlu ada karena di sinilah letak komunikasi hati tercipta. 

Terkadang dalam kondisi tertentu pasangan sedang tak tertarik dalam sebuah pembicaraan apapun, di saat itulah empati, yaitu dengan coba memosisikan diri Anda sepertinya, maka akan terbuka kembali simpul komunikasi sehingga terungkap masalahnya.

Dengan empati yang tinggi kepada pasangan ini pula, Anda akan paham keinginan serta kebutuhan pasangan tanpa ia harus merajuk memintanya.

6. Penerimaan

Satu sama lain harus mampu menerima jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Baik itu yang ditimbulkan oleh bawaan karakter atau lewat sebuah peristiwa tidak mengenakan di dalam kehidupan.

7. Menjaga kestabilan keuangan

Keuangan yang stabil itu penting. Bukan saja harus menjaga agar adanya kestabilan antara pemasukan serta pengeluaran, namun juga menjaga diri agar tidak terlalu menginginkan sesuatu secara berlebihan.

Mungkin akan ada masanya kondisi pasang surut atau bahkan "badai" perekonomian di dalam keluarga, maka masing-masing harus bisa menerima dan bersama-sama berusaha untuk mewujudkan kestabilan hingga sewajarnya sang suami kembali menjadi penjaga perekonomian keluarga.

8. Manajemen konflik

Konflik pasti akan ada sehingga manajemen konflik bukan berarti menghilangkannya seratus persen secara singkat. Pengaturan konflik harus disadari satu sama lain.

Jika yang satu dalam kondisi temperamental tinggi, maka yang lain harus meredamnya dengan tidak menunjukan "vibes" atau suasana batin serupa.

Konflik malah akan kian memuncak ketika masing-masing merasa benar dan mempertahankan egonya. Mengalah bukan berarti kalah.

9. Tumbuh berkembang

Setiap pasangan harus mampu menumbuhkan segala potensi dirinya dan kemudian mengembangkan di dalam kehidupannya berumah tangga. 

Tanpa adanya upaya menumbuh kembangkan diri, maka rasa hambar di dalam menjalani kehidupan akan terasa sehingga akan merembet ke hal lain yang bukan tidak mungkin menjadi sumber konflik lainnya.

10. Bermain bersama

Hal ini bisa diartikan secara harfiah, baik itu melakukan permainan yang menyenangkan bersama seperti bermain game, kartu, ataupun yang lainnya.

Bisa pula dengan rekreasi bersama pergi ke satu tempat yang disepakati bersama hanya untuk bermain, bukan yang lain.

Kesepuluh hal tersebut telah tersampaikan kepada saya dengan terus berupaya menjalaninya sesuai ajaran Mama yang ternyata juga terhubung oleh beragam ajaran kebaikan di dunia ini, semua demi menciptakan sebuah keluarga bahagia.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun